Disebut teras kaca, rupanya dibuatkan semacam teras atau menurut saya serupa balkon di atas tebing yang menjorok ke arah laut di ketinggian. Dengan kerangka besi dan lantainya dibuat dari kaca yang pastinya cukup tebal, sehingga dipastikan keamanannya. Tetapi untuk berada di teras kaca tersebut memerlukan keberanian ekstra, lantaran kalau kita melirik kebawah situasinya cukup mengerikan bisa bikin kaki gemetaran.
Ada beberapa teras atau balkon kaca tersedia, ada yang didesain serupa kapal yang lantainya juga kaca yang transparan. Ada satu ayunan di tubir tebing sehingga siapa orang berayun seperti melayang di langit, tapi perlu kekuatan mental untuk menaikinya apalagi berayun. Ngeri.
Selain itu ada becak yang diparkir juga di pinggir tebing dengan perangkat hidrolik becak tersebut bisa terangkat keatas sehingga apabila piawai yang ambil fotonya becak dan penumpang seperti terbang. Ini juga cukup bikin ciut nyali menaikinya.
Sdkitar jam 2.00 kami tinggalkan wisata teras kaca kembali ke rest area setelah terutama empok-empok puas berfoto. Melalui jalan yang agak menanjak dan kadang menurun dengan beberapa tikungan. Sementara di kiri-kanan jalan pohon jati tumbuh hijau berderet.
Buat saya berkelok kiri-kanannya jalan, menanjak dan menurun ditambah deretan pohon jati yang tertata rapi sudah lebih dari cukup memanjakan mata. Indahnya Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H