Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jangan Biarkan Sampah itu Mengotori Jakarta

23 Januari 2019   16:24 Diperbarui: 23 Januari 2019   16:35 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kali Pisang Batu/Kompas.Com

Pagi kemarin sepintas saya melihat running text di Kompas TV yang menyebutkan tentang sungai di wilayah Bekasi yang kembali dipenuhi sampah. Saya tunggu-tunggu kelanjutan berita tersebut tidak ada sampai saya browsing hari ini dan menemukan di Kompas.Com ada berita serupa dan sama.

Berita Kompas.Com yang dirilis hari Senin kemarin sepertinya sama persis dengan running text di Kompas TV kemarin, menyebutkan Kali Pisang Batu kembali dipenuhi sampah.

Seperti kita ketahui sempat viral sekitar dua minggu kemarin Kali Pisang Batu yang mengalir di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi dipenuhi sampah. Ketika itu sampah di Kali Pisang Batu tersebut kabarnya mencapai panjang 1,5 kilometer dengan ketebalan sekitar 30 centi sehingga seseorang bisa berjalan di atasnya.

Kejadian menumpuknya sampah di Kali Pisang Batu untuk yang kedua kalinya, sembuat saya berburuk sangka. Andai saja tidak sempat viral kemarin mungkin tumpukan sampah tersebut akan dibiarkan mengalir ke muara dan akhirnya menggelontor ke laut.

Betul muara dari Kali Pisang Batu masih di wilayah Bekasi. Akan tetapi andai sampah tersebut betul-betul dibiarkan mengalir ke laut. Cepat dan pasti sampah tersebut akan terbawa arus dan akhirnya singgah di Jakarta.

Kalau sudah seperti itu kejadiannya akhirnya masyarakat Jakarta yang akan disorot. Warga Jakarta yang dibilang jorok dan lain sebagainya dengan membuang sampah sembarangan.

Betul masih banyak memang warga Jakarta yang kurang peduli lingkungan dengan membuang sampah sembarangan, tapi rasanya tidak akan separah kejadian di Kali Pisang Batu.

Rasanya juga belum terlalu lama untuk dilupa, sekitar bulan November kemarin, kejadian bertumpuknya sampah di Pulau Pari, Kepulauan Seribu yang masih wilayah Jakarta.

Tumpukan sampah yang memenuhi pantai Pulau Pari yang didominasi oleh sampah plastik dan potongan kayu khabarnya mencapai 10 ton.

Tak pelak lagi ketika itu warga Jakarta yang ketiban pulung menjadi sasaran hujatan lantaran dianggap yang paling bertanggung jawab dengan tumpukan sampah tersebut.

Mana lagi hampir berbarengan dengan heboh tumpukan sampah di Pulau Pari tersebut, ditemukan penyu di perairan Teluk Jakarta yang mati dan diperkirakan sebab kematiannya lantaran air laut yang tercemar.

Maka semakin menjadi-jadi kecaman yang di alamatkan ke warga Jakarta tidak terkecuali Pemvrop dan jajarannya yang diangga paling bertanggung jawab dengan musibah matinya hewan ampibi tersebut.

Padahal ternyata tumpukan sampah di Pulau Pari tersebut tidak semua datang dari Jakarta. Menurut Kepala Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta Isnawa Adji ketika itu menyebutkan sampah di perairan Pulau Pari tidak berasal dari Jakarta.

Bekasi, Tangerang, dan Lampung menjadi 'penyumbang' sampah kiriman ke perairan utara Jakarta, menurut Isnawa Adji lagi.

Saat ini sudah musim penghujan, bukan mustahil kalau salah mengelola sampah akan membawa petaka. Saat ini tidak lagi ada gunanya saling menuding. Mari berlaku bijak dengan sama menjaga lingkungan dan terutama sayangilah sungai. Jangan lagi sakiti sungai dengan tumpukan sampah.

Sumber: Kompas.Com/CNN Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun