Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Musim Hujan Atap Bocor, Ini Solusinya

15 November 2018   10:04 Diperbarui: 15 November 2018   10:26 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cairan pelapis anti bocor/dok pribadi

Talang yang berfungsi sebagai jalan arus air dari permukaan atap menuju saluran pembuangan apabila pemasangannya tidak sempurna akan menyebabkan meluapnya air. Begitu pula dengan ukurannya apabila terlalu kecil tidak sesuai dengan debit air yang mengucur akan menyebabkan terjadinya luberan.

Solusinya: ini juga proyek cukup besar. Ganti talang tersebut yang sesuai ukurannya dengan volume air tercurah. Dan jangan lupa pasang talang tersebut dengan baik dan benar.

Sampah. Karena terlalu lama saya pernah mendapati tumpukan sampah diatap; hal ini menyebabkan aliran air tidak lancar  menyebabkan air meluap yang menyebabkan kebocoran. 

Solusinya: Amat penting untuk secara berkala membersihkan sampah di atap atau dak.

Hal lain. Dak beton juga tidak luput dari kebocoran. Untuk bangunan yang terbilang baru, tiga atau empat tahun, beberapa mili saja terjadi peretakan pada dinding sediknya akan berpengaruh pada dak diatasnya yang menyebabkan keretakan dan buntutnya terjadi rembesan.

Kalau hal itu terjadi tentu saja selain menambal kebocoran atau retakan pada dak juga harus memperbaiki keretakan yang terjadi pada dinding. Menambal kebocoron atap berupa dak sekarang ini terbilang mudah ada banyak bahan atau cat pelapis anti bocor yang bisa dimanfaatkan, tentu saja dengan cara yang benar sesuai petunjuk.

Kalau retakan dinding agak besar atau lebar dan terjadi juga retakan cukup besar pada dak. sudah saatnya untuk memanggil tukang atau ahlinya bisa jadi ada yang kurang beres pada pondasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun