Mohon tunggu...
Manda Nala Amprita
Manda Nala Amprita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Uin Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Ekonomi Moneter dan Fiskal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Z dan Transformasi Pajak di Era Digital, Menuju Masa Depan Perpajakan Indonesia

7 November 2024   16:30 Diperbarui: 15 November 2024   13:17 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Webinar Nasional TaxTravaganza 2024

i) Omni Channeis and Borderless Services, yaitu pemanfaatan omni channel dengan menambah akses untuk layanan

j) Centralilzed Key Capabilities in Center of Exellence, yaitu pemanfaatan kemempuan dan keterampilan utama yang terpusat memfasilitasi perubahan dan penambahan peran akibat perkembangan teknologi. Jadi, dalam era ini, wajib pajak tidak lagi terbatas oleh sistem manual, tetapi dapat mengakses layanan DJP melalui berbagai kanal digital.

Generasi Z sebagai Penggerak Transformasi Pajak

Webinar Nasional TaxTravaganza 2024
Webinar Nasional TaxTravaganza 2024

Di tengah perubahan besar ini, Agus Puji Priyono menekankan bahwa Generasi Z memainkan peran sentral sebagai agen perubahan dalam dunia perpajakan. Generasi muda ini tidak hanya diharapkan menjadi konsumen teknologi, tetapi juga memanfaatkannya untuk memperkuat sistem perpajakan. Ada tiga kompetensi utama yang menurutnya harus dimiliki oleh Generasi Z sebagai konsultan pajak masa depan: Technical Skill (keahlian teknis), Analysis Skill (pengetahuan, organisasi, enterpreneur, komunikasi), dan Team Work (kolaborasi)

Keahlian teknis mencakup pengetahuan perpajakan yang mendalam dan kemampuan lintas disiplin yang relevan dengan era digital. Di sisi lain, kemampuan analisis penting bagi mereka yang harus memproses data besar, menganalisis pola, dan membuat rekomendasi berdasarkan data yang kompleks. Tak kalah penting, kemampuan kolaborasi diperlukan untuk menciptakan sinergi dan jaringan kerja yang luas. Generasi ini harus bisa bekerja dalam tim, membangun relasi, dan beradaptasi dalam dunia yang semakin terhubung.

Agus juga menyoroti berbagai peran baru yang akan diemban oleh konsultan pajak masa depan. Mereka tidak hanya bertindak sebagai penasehat, tetapi juga sebagai navigator yang membantu klien memahami kompleksitas perpajakan. Selain itu, mereka menjadi digital enabler, yang memastikan klien memanfaatkan teknologi secara optimal. Mereka juga diharapkan menjadi trusted professional, yang dipercaya oleh klien untuk menjaga kerahasiaan dan integritas dalam pengelolaan pajak.

Dalam era marketing 4.0, pemasaran kini berfokus pada platform online yang mencakup website, konten digital, dan media sosial. Strategi pemasaran ini digunakan tidak hanya untuk memperkenalkan produk atau layanan, tetapi juga untuk membangun citra (branding) dan memberikan inspirasi bagi khalayak luas.

Kesimpulannya, bagi Generasi Z yang ingin menjadi konsultan pajak di era digital, diperlukan penguatan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Mereka harus mengikuti perkembangan digitalisasi serta aktif berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak untuk tetap relevan dan unggul dalam industri yang semakin berkembang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun