Mohon tunggu...
Amanda Maimuna
Amanda Maimuna Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menyukai buku fiksi dan lagu-lagu pop

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

12 Putri Menari

28 Maret 2024   12:05 Diperbarui: 28 Maret 2024   22:43 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://wallpapercave.com/fantasy-castle-wallpaper

Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan yang rajanya kaya raya. Raja ini memiliki 12 orang putri. Ia sangat menyanyangi keduabelas putrinya, tanpa pilih kasih. Ia selalu melindungi mereka. Oleh karena itu, mereka tidak pernah luput dari pengawasan Sang Raja. 

Suatu ketika, Raja mendapati sepatu keduabelas putrinya tampak kusam dan berlubang, mereka seperti menari semalaman. Padahal, ia selalu memberikan sepatu baru setiap harinya dan memeriksa mereka sebelum mereka tidur. Mereka juga tidur di satu kamar yang sama, sehingga tidak memungkinkan adanya kesalahan dalam pemeriksaan. Raja merasa ini adalah sebuah kejanggalan. Akhirnya, Raja memutuskan untuk mengunci pintu kamar keduabelas putrinya dan memerintahkan pengawal untuk berjaga di depan kamar para putri karena Raja berasumsi keduabelas putrinya pergi ke luar istana di malam hari. 

Keesokan paginya, raja memeriksa sepatu keduabelas putrinya. Ternyata, kondisi sepatu mereka sekarang sama dengan kondisi sepatu mereka sebelum pintu kamar mereka dikunci dan dijaga oleh pengawal, kusam dan berlubang. Raja semakin bingung dan heran. Ia sangat yakin bahwa pengawalnya tidak akan membiarkan keduabelas putrinya ke luar istana pada malam hari. Pintu kamar mereka juga sudah dikunci. Lantas, kenapa keadaan kondisi sepatunya sama. Raja sangat khawatir.

Menyerah, Raja akhirnya mengadakan sayembara, seperti Raja pada umumya. Jika siapapun itu bisa mengungkapkan kepada Raja apa yang dilakukan oleh keduabelas putrinya di malam hari, Raja akan menikahkanya dengan salah satu putrinya (laki-laki) dan memberinya hadiah apapun itu yang diinginkan (perempuan). Namun, Raja hanya memberikan waktu tiga hari. Jika tidak terungkap dalam tiga hari, Raja akan menghukum mati orang tersebut.

Para pengawal segera menyebarkan pengumuman ini ke seluruh pejuru negara dengan harapan semakin banyak orang yang akan berpartisipasi dalam sayembara ini, semakin cepat terungkap apa yang dilakukan keduabelas putri Raja di malam hari. 

Datanglah seorang pangeran dari negara tetangga, ia menyanggupi sayembara ini. Pada hari pertama, pangeran tertidur karena putri bungsu memberikannya anggur merah dengan obat tidur di dalamnya. Hari kedua juga berlangsung demikian hingga hari ketiga. Akhirnya, pangeran terhukum mati oleh Raja. 

Setelah itu, banyak pria-pria datang dan mengikuti sayembara itu. Sayang seribu sayang, mereka berujung menjadi mayat karena gagal mengungkapkan apa yang dilakukan para putri di malam hari dan tertidur. Hal ini menjadikan Raja harus menghukum mati banyak sekali orang. Raja merasa gelisah karena keputusannya, tetapi juga merasa khawatir dengan apa yang dilakukan oleh keduabelas putrinya di malam hari.

Sementara itu, di pelosok desa jauh dari kerajaan, ada seorang pemuda yang sedang tidak memiliki pekerjaan. Ia adalah mantan prajurit perang. Ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke istana dengan harapan Raja akan memberinya pekerjaan karena ia sudah mengabdi lama kepada kerajaan. 

Di tengah perjalaan menuju istana, belanjaan seorang nenek tumpah dari wadahnya dan berceceran di jalan. Pemuda tersebut melihatnya dan membantu nenek tersebut untuk memunguti belanjaannya. Sang Nenek bertanya kepada pemuda tersebut tujuan perjalanan Sang pemuda. Dengan jujur, pemuda tersebut mengatakan bahwa ia akan pergi ke istana untuk melamar pekerjaan. 

Sang Nenek kaget akan tujuan Sang Pemuda, Sang Nenek mengira pemuda ini akan mengikuti sayembara yang dibuka oleh kerajaan. Pemuda tersebut juga baru tahu bahwa kerajaan menyelenggarakan sayembara. Akhirnya, Sang Pemuda memutuskan untuk mengikuti sayembara tersebut. Mengetahui niat Sang Pemuda, Sang Nenek berpesan untuk tidak meminum apapun yang disuguhkan oleh para putri dan pemuda tersebut diberikan jubah ajaib milik Sang Nenek yang bisa membuat Sang Pemuda tidak terlihat secara kasat mata.

Sesampainya di istana, Raja memberikan izin kepada pemuda tersebut untuk mengawasi keduabelas putrinya. Hari pertama berlalu seperti kebanyakan pria-pria yang mengikuti sayembara, tertidur. Begitupun dengan malam kedua. Raja sudah menanyakan hasil pengamatan Sang Pemuda di hari kedua. Sang Pemuda mengatakan bahwa ia belum mendapatkan apa-apa. Jawaban Sang Pemuda dihadiahi dengan ancaman hukuman mati dari Sang Raja.

Sang Pemuda akhirnya berpikir keras bagaimana caranya agar ia tidak tertidur di hari ketiga, ia tidak mau mati. Akhirnya, ia mengingat nasihat Sang Nenek yang ditemuinya di jalan. Ia mengatakan akan meminum anggur merahnya nanti kepada Sang Putri saat anggur tersebut disuguhkan kepadanya dan tidak meminumnya. Ia juga menggunakan jubah ajaib milik Sang Nenek agar tidak terlihat saat mengekori keduabelas putri Raja.

Jubahnya bekerja dengan baik. Ia tidak terlihat dan berhasil mengekori keduabelas putri Raja. Ternyata mereka pergi ke kastil bawah tanah pada malan hari dan menari dengan para pangeran di sana hingga jam tiga pagi. Sang Pemuda menceritakan itu kepada Raja dengan memberikan bukti daun dari pepohonan yang dipetiknya sewaktu mengekori para putri dan piala kerajaan tempat para putri menari. Raja sontak kaget dan menanyakan kepada keduabelas putrinya. Raja menanyakan kebenarannya dan mereka mengakuinya, Sang Pemuda berhasil. Raja mempersilakan Sang Pemuda memilih putri mana yang akan dinikahinya.

Sang Pemuda jelas bingung. Ia hanyalah orang asing yang tiba-tiba datang ke kerajaan dan mengawasi para putri untuk tiga hari. Itu pun karena ia bertemu dengan Sang Nenek di jalan yang memberikannya nasihat dan jubah ajaib yang membuatnya berhasil. Sang Pemuda merasa ia bukanlah siapa-siapa dan tidak mengenal keduabelas putri Raja. 

Sang Pemuda terus berpikir dengan keras hingga suatu malam Sang Putri Sulung mengatakan bahwa mereka (para putri Raja) memang sedikit nakal, tetapi mereka tetap para putri yang baik hati dan tidak akan menolak lamaran pernikahan Sang Pemuda. Akhirnya, terbersitlah di pikiran Sang Pemuda bahwa ia akan menikahi putri sulung karena kebijaksanaannya. Ia yakin akan pilihannya dan mengatakan hal itu kepada Raja. Ternyata, Sang Putri Sulung juga sudah menyukai Sang Pemuda sejak awal. 

Cerita ini berakhir dengan bahagia, Sang Pemuda menikah dengan Sang Putri Sulung.

Pesan moral dari cerita ini adalah kejujuran kepada orang tua. Orang tua sangat khawatir akan keadaan anaknya. Oleh karena itu, lebih baik jujur kepada orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun