Mohon tunggu...
Manatap Nadeak
Manatap Nadeak Mohon Tunggu... Freelancer - 基督大使

KUYPERMAN

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

"Shadow Indonesia Emas 2045", Jokowi-Sri Mulyani

8 Juli 2018   15:25 Diperbarui: 8 Juli 2018   18:37 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentulah di era kabinetnya Jokowi prestasi ini terwujud dan berdampak kepada setiap investor luar yang menanamkan modalnya di negara Kita yang memberikan kepastian dan kenyamanan dalam dunia bisnis di Indonesia. 

Sehingga hal inilah yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara kita saat ini dan juga menjadi visi Jokowi di masa pemerintahannya untuk menarik investor luar ke dalam negeri guna membantu program pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas SDM negara kita.

Elektabilitas Sri Mulyani yang tidak terlalu tinggi dibanding Cawapres lainnya tidak menjamin Sri Mulyani tidak sesuai mendampingi Jokowi atau bahkan akan menjatuhkan elektabilitas Jokowi yang sejauh ini berdasarkan survei hampir mencapai 57%. 

Dan tentu bagi Jokowi elektabilitas bukan hal yang terpenting dalam Kriteria pasangan Jokowi. Yang terpenting adalah bagaimana penerimaan masyarakat Indonesia terhadap setiap Cawapres yang akan kelak ditentukan oleh Jokowi, tentu Sri Mulyani sebagian besar masyarakat Indonesia menerima dia, yang telah membawa nama baik bangsa kita dengan semangat nasionalismenya kepada bangsa kita ini.

Bahkan jika mengikuti biografinya tidak ada satupun rekam jejak kinerjanya yang berlawanan terhadap peraturan yang berlaku di negara kita atau melakukan kasus yang pada akhirnya menyeret dia hingga ke pengadilan. 

Dan yang pasti, walaupun selama ini Sri Mulyani seringkali berkecimbung dalam dunia keuangan tidak menjadi kepastian beliau "buta" dalam hal politik dengan mengingat pengalamannya yang sekian lama dalam bidang pemerintahan dan kementrian. Pengalaman inilah yang memberikan keyakinan kepada kita bahwa Sri Mulyani sanggup menjembatani setiap golongan yang ada jika pada suatu saat nanti Jokowi memilih Sri Mulyani menjadi Cawapres.

Sri Mulyani bukan partisan (pengikut partai, paham atau golongan tertentu). Artinya jika Jokowi memilih Sri Mulyani maka akan terbentuk persepsi bahwa presiden kita ini benar-benar fokus hendak membangun negeri ini. Dia tidak terpengaruh dengan intrik-intrik (penyebaran kabar bohong) politik dari semua partai termasuk PDIP yang membesarkannya. 

Di samping itu, dengan memilih Sri Mulyani sebagai pendamping, pastinya Jokowi akan mendapat suara yang tidak sedikit dari kaum perempuan yang nota bene banyak juga yang tidak terlalu mengikuti perkembangan politik. Para perempuan bisa jadi akan memilih Sri Mulyani semata-mata karena alasan gender. Persepsi inilah yang pada akhirnya meningkatkan eletabilitas Jokowi dalam pemilihan Pilpres 2019 nantinya.

Chemistry Jokowi dengan Sri Mulyani jangan tidak diragukan lagi, Jokowi dengan menyadang gelar sebagai Presiden RI tidak pernah janggung dengan para menterinya. Tidak terkecuali dengan Sri Mulyani. Chemistry mereka berdua sangatlah kontras dalam setiap kunjungan yang dilakukan Jokowi dalam survey daerah dan tidak jarang Sri Mulyani mengajak Jokowi vlog dalam setiap kunjungan mereka. 

Bahkan, penghargaan yang dicapai oleh Sri Mulyani, Jokowi tidak pernah sungkan memuji- memuji kinerja partner-nya itu. Demikian juga sebaliknya, Sri Mulyani tidak pernah sombong dengan segudang prestasi yang dicapainya, beliau selalu mengataskan namakan setiap prestasi, itu semua adalah kerjasama yang baik antara pemimpin dengan bawahannya yang saling bersinergi mencapai tujuan serta visi misi bersama.

Akan tetapi, dibalik semua kelebihan dan sederetan prestasi yang dicapai Sri Mulyani tidak terlepas dari berbagai kelemahan, diantaranya adalah  pertama, kondisi Sri Mulyani sudah lama tidak menduduki kursi pemerintahan memungkinkan kesulitan dalam setiap atmosfir politik negara kita. Sehingga, Sri Mulyani perlu mengikuti perkembangan dalam negeri dan menyesuaikan diri dengan cepat lantaran kini Indonesia dianggap dalam masa krisis.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun