3. Periksa penjualan aset tetap (jika ada)
- Lakukan vouching terhadap bukti memorial dan dokumen pendukung lainnya, hitung nilai buku, dan hitung laba atau rugi berasal dari penjualan aset tetap.
- Telusur laba atau rugi penjualan aset tetap ke rekening yang bersangkutan.
- Periksa otorisasi penjualan aset tetap telusur ke kutipan rapat dewan komisaris.
- Telusur penerimaan kas/ bank dari hasil penjualan.
4. Lakukan analisis terhadap beban reparasi dan pemeliharaan
- Tentukan apakah terdapat beban reparasi dan pemeliharaan yang seharusnya dikapitalisasi.
Dokumen transaksi perolehan aset tetap mencakup:
- Dokumen rencana pengadaan aset tetap yang telah diotorisasi.
- Dokumen anggaran pengadaan dan pemeliharaan aset tetap yang telah diotorisasi.
- Dokumen tender dan kontrak pengadaan aset tetap.
- Dokumen serah terima aset tetap.
- Faktur pembelian aset tetap.
- Bukti pengeluaran kas untuk aset tetap.
- Bukti kepemilikan aset tetap.
Dokumen pencatatan bisa dalam bentuk manual atau dalam bentuk elektronik (input system), namun demikian kedua bentuk dokumen tetap terdiri dari dokumen sebagai berikut:
- Jurnal atau register
- Buku pembantu atau master file
- Buku besar
- Daftar aset tetap
- Laporan manajerial tentang aset tetap.
Dokumen transaksi dan dokumen pencatatan diatas sangat bisa berbeda untuk masing masing perusahaan, ditentukan oleh kebijakan akuntansi dan kebijakan aset yang diterapkan oleh masing-masing perusahan.
Dalam audit laporan keuangan khususnya aset tetap dipengaruhi oleh Materialitas. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atau pengaruh terhadap pertimbangan dalam meletakan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut.
Ukuran materialitas salah saji dipengaruhi oleh kesimpulan auditor terhadap kecukupan data dan efektifitas proses audit. Jika tata kelolah perusahaan dilakukan dengan baik dan benar, potensi salah saji akan kecil, kebutuhan bukti audit menjadi relatif rendah, begitu sebaliknya. Tindakan terhadap temuan salah saji secara sederhana dapat diuraiakan sbb:
- Jika temuan salah saji dipandang tidak material, disarankan membuat usulan pembetulan, baik melalui usulan jurnal penyesuaian maupun melalui usulan tambahan pengungkapan, tergantung pada jenis kesalahan yang ditemukan.
- Jika temuan salah saji dipandang material, sebaiknya mengumpulkan dan menguji bukti tambahan untuk mendapatkan keyakinan tentang kewajarannya.
- Mengkomunikasikan secara tepat waktu atas semua kesalahan penyajian kepada tingkat manajemen. Hal ini dianggap penting karena memungkinkan manajemen mengevaluasi apakah unsur tersebut adalah kesalahan penyajian, menginformasikan balik , dan mengambil tindakan yang diperlukan.
Tata kelola yang baik dan benar dengan disertai pengawasan dalam pengelolaannya diharapkan dapat meningkatkan produktifitas  perusahaan denga tetap menjaga efisiensi-nya. Â
Author : Manahan Sinaga SE, SH, Msi, Ak, CA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H