Mohon tunggu...
Manahan Sinaga
Manahan Sinaga Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan profesional dengan lisensi CA dan juga memiliki latar belakang pendidikan hukum.

Bekerja dengan hati dengan pelayanan prima.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Audit Siklus Perolehan Aset Tetap

27 Agustus 2024   23:11 Diperbarui: 27 Agustus 2024   23:17 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Tulisan ini disusun agar teman-teman dapat memperoleh gambaran mengenai siklus perolehan aset tetap sehingga mampu:

  • Memahami akun-akun yang terkait dengan siklus perolehan aset tetap.
  • Memahami prosedur audit untuk penambahan perolehan aset tetap.
  • Memahami prosedur audit untuk penjualan aset tetap.
  • Memahami prosedur audit penambahan depresiasi dan beban depresiasi dari aset tetap.

Siklus perolehan aset tetap merupakan rangkaian transaksi terkait perolehan aset di perusahaan. Perolehan dapat mencakup misalnya bahan perlengkapan produksi ataupun aset tetap lainnya (kendaraan, bangunan, dsb). Tulisan ini membahas  secara sederhana proses audit untuk akun-akun tertentu yang ada dalam siklus tsb. 

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)  No 16 menjelaskan bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain atau untuk tujuan administrasi yang digunakan untuk masa lebih dari satu periode. 

Aset tetap terdiri dari tanah, bangunan, mesin, kendaraan, peralatan dan aset tetap lainnya yang memenuhi kriteria yaitu :

  • Aset tetap yang diharapkan memiliki umur lebih dari satu tahun,
  • Digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan,
  • Tidak diperoleh untuk dijual kembali.

Tujuan penggunaan aset ini sebagai bagian dari operasi bisnis perusahaan yang masa manfaat ekonominya lebih dari satu tahun merupakan karakteristik utama yang membedakan aset tetap dengan persediaan barang dagang maupun investasi. Contoh: jika tanah dimiliki tidak untuk operasi perusahaan maka tanah lebih tepat diakui sebagai investasi, bukan aset tetap. Aset tetap jika umurnya kurang dari satu tahun, maka akan lebih tepat diakui sebagai aset lancar. 

Akun terkait dengan aset tetap berdasarakan kelompoknya adalah sbb:

  • Akun-akun dalam neraca (laporan posisi keuangan), mencakup: Tanah, Gedung, Kendaraan, Perlengkapan Kantor, Mesin-mesin, Persekot Asuransi Aset Tetap, Utang Jangka Panjang, Utang Leasing, Utang Bunga (atas pinjaman perolehan aset tetap), serta akun-akun lain yang berkaitan erat dengan aset tetap, termasuk akun Akumulasi Depresiasi.
  • Akun-akun dalam laporan laba-rugi, mencakup: Beban Depresiasi, Beban Reparasi dan Pemeliharaan, Beban Bunga (atas pinjaman perolehan aset tetap), Beban Asuransi Aset tetap, Revaluasi Aset Tetap, Penurunan Nilai Aset Tetap, dan beban-beban lain yang berhubungan dengan aset tetap.

Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait akun-akun aset tetap kurang lebih sebagai berikut:

1. Transaksi perolehan aset tetap umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Jumlah unit yang dibeli sedikit, misalnya membeli Traktor dalam setahun hanya membeli 1 unit,
  • Setiap perolehan peralatan dan aset tetap lainnya nilai rupiahnya cenderung besar,
    contoh: meskipun membeli Traktor hanya sekali dalam setahun tetapi nilai Rupiahnya besar bisa bernilai milyar, dan
  • Catatan tentang peralatan dan aset tetap lainnya akan disimpan dalam catatan akuntansi selama beberapa tahun.

2. Audit aset tetap menekankan verifikasi perolehan pada periode saat ini dari pada saldo akun tahun sebelumnya.

3. Umur aset yang manfaat ekonominya lebih dari satu tahun memerlukan akun biaya depresiasi dan akun akumulasi depresiasi.

4. Aset tetap dapat dihentikan penggunaannya dengan cara dijual, ditukar dan dibuang sehingga dapat menimbulkan laba atau rugi penjualan aset tetap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun