Mohon tunggu...
Manaf Rumodar
Manaf Rumodar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aktivis di organisasi nasional HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi: Ummah dan Imamah

29 Februari 2024   15:59 Diperbarui: 29 Februari 2024   16:02 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesadaran dan progresifitas individu yang telah melewati kualifikasi Ummah dan kesadaran atas keumahannya sebagai suatu capayan maka individu akan menantikan sebuah pertemuan dengan segala totalitasnya akan berjumpa dengan Imamah atau pemimpinnya.

Kasadaran kemasyarakatan atas dirinya maka dia akan lahir dan tumbuh dari Masyarakat itu menjadi imamah dan kemudian Imamah itu bertugas untuk Bagaimana membimbing perlu melakukan pengejaran untuk Bagaimana kesempurnaan dalam diri manusia dan Transformasi sejarah.

dalam pembahasan yang terakhir atau ke-4 ini saya sendiri belum menemukan kesimpulannya Saya hanya bisa mendudukkan dimana individu itu ketika berelasi dengan Ummah itu butuh kesadaran individu kemudian potensi individu untuk bagaimana melakukan suatu perubahan atau kecenderungan dia untuk melakukan suatu kebaikan untuk menuju kepada kesempurnaan diri itu adalah suatu potensi yang ada pada dirinya tapi potensi itu akan dikukuhkan atau akan dilegalkan ketika individu itu masuk ke dalam satu tatanan masyarakat atau Ummah. Sebab Ummah dalam pengertian interaksi sosial dimana membangkitkan apa yang hilang dari pada individu itu sendiri.

Ummah dalam penantian Imamah adalah penantian yang aktif. Sebab itu merupakan tangung jawab Ummah untuk bertemu immahnya dengan memperbaiki sejarah dan menjaga sejarah dalam tingkatan progresif. Dimana Ummah akan menanti Imamah dalam konteks totalitas pengabdian.
ummah haruslah memiliki emosionalitas yang tinggi untuk bagaimana menuju pada tujuan bersama atau tujuan kesempurnaan diri individu

Dari perenungan saya belum menemukan Bagaimana cara sehingga kita harus menemukan seorang pemimpin lagi di dalam konteks masyarakat dan secara sosiologis tapi kita harus kembali kepada konsep teologi karena menemukan seorang pemimpin yang kemudian disebut oleh syari'ati kita menggunakan Satu teori Penantian di yang di maksud adalah penantian Imamah yang dalam teologi menyebutnya dengan Imam Mahdi. "Waullahualam Bissawab "
tentang teori penantian ini syari'ati mengatakan bahwa ini adalah penantian yang aktif yang di mana bukan hanya sekedar kita menunggu tapi konsep penantian aktif ini adaalah bagaimana kita memenuhi syarat-syarat ilmiah untuk Bagaimana bisa memenuhi seorang pemimpin atau dengan cara kita berevolusi untuk bagaimana menuju pada kesempurnaan individu itu sendiri untuk bagaimana bisa bertemu dengan seorang Imamah karena pertemuan dengan imamah ini bukan pertemuan kelompok tapi menurut Ali syariati sebuah pertemuan yang inklusif antara individu dan Imamah. tetapi butuh capayan-capayan pada individu dalam konteks Ummah bukanlah capayan individu pada individualisnya.

Penantian adalah keterjagan diri antara individu, Ummah dan imamah pengorbanan diri menuju kesempurnaan individu dalam tujuan Ummah dan sejarah bergerak menuju imamah.

Seorang pemimpin pembimbing atau pengajaran yang kita sebut dengan Imamah bertanggung jawab atas transformasi terhadap pengembangan terhadap sejarah dan Ummah. pemimpin Ummah bukan hanya pada sejarah tapi juga pada alam semesta.
kesadaran yang paling kuat adalah kesadaran sejarah sebab sejarah adalah lokus kita menuju pada masa depan.

"kiamat dalam arti sosial adalah awal kebangkitan kehidupan manusia menuju kesempurnaan"
                              Ali Syari'ati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun