Seminar Nasional bertajuk Indonesia Emas 2045. Dengan mengundang Menteri BUMN H. Erick Thohir, B.A.,M.B.A., Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., CSEE sebagai rektor UIN Bandung dan dihadiri oleh Yaqut Cholil Qoumas yang merupakan Menteri Agama Republik Indonesia serta Dr. Arvan Pradiansyah selaku Motivator Leadership & Happines, acara ini dilaksanakan pada Selasa, 21 Juni 2022 di Aula Anwar Musaddad Kampus I UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
UIN Sunan Gunung Djati Bandung secara terbuka menggelar kegiatan berupaDengan mengangkat tema "Membangun Optimisme Individu, Masyarakat dan Bangsa Dalam Menyongsong Cita-Cita Indonesia Emas Tahun 2045", agenda ini dimulai pukul 12.15 sampai dengan 15.30 WIB. Dihadiri oleh kurang lebih seribu sampai seribu lima ratus peserta, kegiatan ini melibatkan berbagai elemen dari mulai civitas akademik hingga kalangan mahasiswa dari berbagai jurusan dan organisasi.
Acara Indonesia Emas 2045 ini diinisiasi oleh Menteri Agama dengan target dapat terlaksana disetiap PTKIN dan PTKIS seluruh Indonesia. Dilahirkan sebagai salah satu upaya mempersiapkan peran pemuda terutama mahasiswa dalam mengahadapi bonus demografi yang akan didapatkan dimasa medatang.
Sambutan Menteri Agama
Acara Seminar dibuka secara resmi langsung oleh menteri agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Khoumas. Ia Manginisiasi mengadakan seminar Indonesia emas di seluruh PTKIN dan PPTKIS di Indonesia, karena targetnya adalah mahasiswa yang memang ke depannya akan menjadi pemimpin Indonesia di masa yang akan datang.Â
Terlebih pada tahun 2045 di satu abad indonesia merdeka, negara Indonesia akan mengalami modus demografi yang mana keadaan mayoritas penduduk Indonesia pada saat itu berada di usia produktif yakni 15 sampai 60 tahun.Â
Menurutnya acara seminar ini diadakan untuk mengorientasikan mahasiswa agar semangat dalam menjalankan tugas dan mengejar cita-citanya. Selain itu diharapkan agar generasi muda dapat membangun optimisme, mempertegas analisis dan memiliki mental juara untuk menghadapi modus demografi di tahun 2045 mendatang.
Arvan Ardiansyah motivator Leadership & happines
Materi seminar diisi oleh Arvan Pradiansyah yakni seorang motivator Leadership & happiness Yang merupakan lulusan sarjana ilmu komunikasi universitas Indonesia dan Master Of Science, Industrial Relations & Humans Resourch Management London School Economic, (LSE), United Kingdom. Yang sudah menulis 12 buku best seller dan telah melayani lebih dari 400 perusahaan di indonesia.
Dalam seminar Indonesia tersebut ia menyampaikan bahwa optimisme adalah kunci dalam mendapatkan atau meraih kesuksesan.
Karena jika seseorang sudah yakin atau optimis terhadap sesuatu hal yang ingin dicapai nya maka ia akan berusaha sekaras mungkin untuk mendapatkan keinginan tersebut, sehingga orang yang optimis biasanya akan mendapatkan atau meraih kesuksesan yang didambakannya. Ia menambahkan kunci optimisme adalah otak. Karena otaklah yang membedakan antara manusia dengan hewan. Jika di ibaratkan otak adalah perangkat keras, sedangkan pikiran yang menimbulkan optimisme adalah perangkat lunak yang dihasilkan dari kinerja otak.
Ia menyampaikan rumus optimisme adalah hasil gabungan dari Confidence and Hope yakni berarti percaya diri dan percaya tuhan. Selain harus memiliki kepercayaan diri dan optimisme kita juga harus memiliki kepercayaan terhadap Tuhan. Karena jika tidak dibarengi oleh kepercayaan kepada Tuhan maka kesuksesan pun tidak akan diraih.
Ia menambahkan bahwa manusia memiliki takdir dan nasib dan keduanya memiliki jarak, dan tugas manusia adalah bagaimana mendekatkan jarak atau menyamakan nilai dari kedua hal tersebut. Karena Takdir adalah versi terbaik dari diri kita yang diciptakan oleh Allah SWT, sedangkan  nasib adalah keadaan diri kita sekarang. Jadi bagaimana tugas manusia adalah mengejar versi terbaik dari dirinya sehingga ia memiliki nasib yang senilai dengan takdirnya.Â
Menurutnya ada tiga hal untuk menciptakan nasib kita agar menjadi baik, yakni menjadi sutradara, Menciptakan skenario dan menjalankan skenario.Â
Maksudnya adalah bagaimana kita harus menjalankan hidup kita dengan keinginan kita sendiri karena pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Selain itu kita harus mempunyai tolak ukur kita ingin menjadi seperti apa dan siapa sehingga tujuan atau keinginan kita terarah dan konsisten dalam menjalankan dan mengejar keinginan adalah kunci dari menciptakan nasib yang baik bagi diri kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H