Kehadiran sosok Barumbung, Rannu, dan Sukri dalam video parodi tersebut, cukup membuat saya tertawa terbahak bahak, berkali kali, setiap memutar kembali video tersebut. Yang bikin ketawa, bukan adegan yang diplesetkan saja, tetapi gaya bahasa, yang lagi lagi merupakan kearifan lokal. Okkots dan rantasa, Hahahha.
Sosok mereka bukan usia muda, seperti tumming abu, tapi mewakili usia 3oth an saya duga. Dengan postur tubuh yang besar dan gempal. Belakangan saya baru tahu, jika sosok Rannu dalam genk tersebut, bernama Sukri, Ketua dari kelompok Motor, Makassar Tiger Club, jauh sekali dari kesan perannya sebagai Rannu dalam video parodi Dilan.
Bagaimanapun itu, buat saya pribadi, mereka mereka itu adalah sosok sosok penuh kreatif, yang tidak melupakan keaslian keaslian mereka sebagai orang Makassar. Malah hal tesebut dijadikan sebagai jualan yang  sarat akan nilai nilai, mengangkat kearifan lokal, meliputi bahasa dan dialek, jenis jenis kebiasaan dan tradisi, potensi dan kemajuan kota. Dalam hal ini kota Makassar.
oke deh, at the end, adakah acara malang ini ?
*malang = malam (positif okkots)
*Okkots = salah ucap/salah Bahasa, yang pengucapannya tidak sesuai ejaan Bahasa Indonesia, karena menambahkan,mengurangi, atau  mengubah konsonan di ujung sebuah kata, akibat kebiasaan dialek orang makassar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H