Pendidikan politik yang bisa dicerna dengan bahasa yang santun, terbuka, membangun peradaban seiring dengan etika semangat untuk kemajuan tanah air menjadi pekerjaan rumah tersendiri. Â
Pola pendidkan yang akhirnya diformulasikan agar IQ dan SQ, sebagai semangat pembangunan yang seimbang menjadi modal bersama agar pintar, berwawasan dan amanah, etos kerja produktif tidak koruptif menjadi kesepakatan bersama untuk menjadikan input output pendidikan adalah generasi pandai yang berakhlak.Â
Pada perkembangannya memang harus diwaspadai sifat fanatik yang tidak pada tempatnya. Nilai nilai moral beragama memang tepat saat kita menjalankan amanah dalam bekerja.Â
Saat ini? Tantangan perkembangan tehnologi dan budaya bergaul yang bebas juga bisa kita lihat sebagai faktor tantangan. Dari sini kita akhirnya menyadari, belajar memang tidak kenal usia.Â
Bayangkan sebagai AyahBunda tercinta, rekan pendidik dan pengambil keputusan harus terus belajar. Tak apa semua tantangan zaman yang bersinggungan dengan pendidikan harus kita hadapi. Fokus pada faktor internal dan eksternal yang menjadi hambatan.Â
Selanjutnya, mari kita jaga bersama sangat pendidikan yang tetap welas asih dalam naungan pengayoman warisan leluhur Pendidik tercinta, kiHajar Dewantara. Di depan menjadi teladan, ditengah bisa baju kembali dengan yang lain, dibelakang menjadi pengikut yang baik dari sebuah keteladanan ilmu yang bermanfaat. Tak apa, zaman memang akan selalu bergulir, belajarlah sampai titik akhirakhir.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H