Mohon tunggu...
MamikSriSupadmi
MamikSriSupadmi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Anggota Bank Sampah Desa. Anggota Fatayat Muslimat NU Ranting

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tarian Bondan Payung dan Boneka "Dewi Sri"

11 Januari 2022   20:57 Diperbarui: 11 Januari 2022   21:20 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tercipta karena tuah telur Naga menjadi titisan istimewa. Dipelihara oleh Sang Bondan dan selalu dilindungi dari Batara Kala yang bermaksud memberikan musibah dan balak pada manusia. 

Batara Kala selalu ingin memakan DewiSri sebagai simbol kesuburan pertanian, maka Sang Bondan melebur dirinya menjadi rumput rumput pelindung agar Sang Kala lebih suka memakan dan memusnahkan rumput terlebih dahulu sampai akhirnya DewiSri sampai pada musim panen, musim anugerah yang luar biasa. Sang Bondan adalah kendi yang pecah. Walaupun pecah tetapi DewiSri selalu aman dalam pengayoman perlindungan Payung penari.

Hikmahnya adalah, kita perlu sadar siapa yang sudah banyak berkorban baik jiwa dan raga agar kita tetap terus melangkah untuk menuju masa depan. Atau barangkali mereka pasukan patriot bangsa yang rela berjuang untuk melindungi tanah air dan pemimpinnya. Agar terus bisa memimpin komando dan rakyat aman terjaga. 

Renungkan dan sadari,banyak orang yang rela berjuang dan berkorban disekitar kita. Siapa yang pertama rela berkorban untuk diri kita? Ibunda tentu saja. 

Sayangi dengan tulus dan sirami dengan doa. Boneka dalam Tarian Bondan tentu dianggap aura jiwa yang berharga ketika memainkan tariannya, karena semua ingin melindunginya dengan harapan banyak orang yang selamat, sehat, bahagia dan berlimpah sejahtera. Demikian review sederhana saya memaknai Tarian Boneka Payung Bondan penuh simbol dan makna warisan budaya.

     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun