Tercipta karena tuah telur Naga menjadi titisan istimewa. Dipelihara oleh Sang Bondan dan selalu dilindungi dari Batara Kala yang bermaksud memberikan musibah dan balak pada manusia.Â
Batara Kala selalu ingin memakan DewiSri sebagai simbol kesuburan pertanian, maka Sang Bondan melebur dirinya menjadi rumput rumput pelindung agar Sang Kala lebih suka memakan dan memusnahkan rumput terlebih dahulu sampai akhirnya DewiSri sampai pada musim panen, musim anugerah yang luar biasa. Sang Bondan adalah kendi yang pecah. Walaupun pecah tetapi DewiSri selalu aman dalam pengayoman perlindungan Payung penari.
Hikmahnya adalah, kita perlu sadar siapa yang sudah banyak berkorban baik jiwa dan raga agar kita tetap terus melangkah untuk menuju masa depan. Atau barangkali mereka pasukan patriot bangsa yang rela berjuang untuk melindungi tanah air dan pemimpinnya. Agar terus bisa memimpin komando dan rakyat aman terjaga.Â
Renungkan dan sadari,banyak orang yang rela berjuang dan berkorban disekitar kita. Siapa yang pertama rela berkorban untuk diri kita? Ibunda tentu saja.Â
Sayangi dengan tulus dan sirami dengan doa. Boneka dalam Tarian Bondan tentu dianggap aura jiwa yang berharga ketika memainkan tariannya, karena semua ingin melindunginya dengan harapan banyak orang yang selamat, sehat, bahagia dan berlimpah sejahtera. Demikian review sederhana saya memaknai Tarian Boneka Payung Bondan penuh simbol dan makna warisan budaya.
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H