Apa kabar bunda?
Semua baik bak saja ditanganmu pastinya
semua Bunda bangsa sedang dipuja
Karena engkaulah tangan yang dianggap tak kenal lelah dan serba bisa
Bagaimana tidak? Bukankah dalam lara kau harus tetap bertutur ceria, menghibur dan  bahagia.. ..
Agar ananda tak larut terbawa nestapa
Agar kami disekitarmu tak patah arang hilang semangat untuk membangun dan menata kembali, puing puing berserakan yang porak poranda
Dalam letih kulihat wajahmu sedikit sayu kehilangan eloknya....
Tak seperti biasanya, bedak tabur sehabis mandi sedikit kau usap tipis. Wajahmu bertambah manis dalam senyuman yang terbentuk dari bibir yang apabila terbuka akan ada suara magis.Â
"Nak, ayo jangan lupa cuci tangan cuci kaki. Nduk, Nang cepat bangun nanti rezekine ilang kepatok ayam.Â
Aduuh.. Nak mainnya jangan sampai malam"...
Kulihat lebih banyak terdiam akhir akhir ini. Matamu terkadang nanar menatap entah kemana tak bertepi.....
Cucunda datang Bunda. Rantai generasi semoga bisa menawar obat penyembuh lara didada...Â
Kutitipkan gincu merah tadi. Agar wajahmu kembali merebak dalam rona dan gurau canda....Â
Kuharap kau terbahak tertawa riang bersama cucunda. Ada ada saja ya polah kami semuanya
Selamat Hari Ibu
Bunda, ketika kami berdoa untukmu , kuyakin berlipat lipat Engkau doakan kami kembali dalam luhur budi pekertimu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H