Mohon tunggu...
MamikSriSupadmi
MamikSriSupadmi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Anggota Bank Sampah Desa. Anggota Fatayat Muslimat NU Ranting

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gincu Merah Buat Bunda

22 Desember 2021   08:50 Diperbarui: 22 Desember 2021   08:57 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa kabar bunda?

Semua baik bak saja ditanganmu pastinya

semua Bunda bangsa sedang dipuja

Karena engkaulah tangan yang dianggap tak kenal lelah dan serba bisa

Bagaimana tidak? Bukankah dalam lara kau harus tetap bertutur ceria, menghibur dan  bahagia.. ..

Agar ananda tak larut terbawa nestapa

Agar kami disekitarmu tak patah arang hilang semangat untuk membangun dan menata kembali, puing puing berserakan yang porak poranda

Dalam letih kulihat wajahmu sedikit sayu kehilangan eloknya....

Tak seperti biasanya, bedak tabur sehabis mandi sedikit kau usap tipis. Wajahmu bertambah manis dalam senyuman yang terbentuk dari bibir yang apabila terbuka akan ada suara magis. 

"Nak, ayo jangan lupa cuci tangan cuci kaki. Nduk, Nang cepat bangun nanti rezekine ilang kepatok ayam. 

Aduuh.. Nak mainnya jangan sampai malam"...

Kulihat lebih banyak terdiam akhir akhir ini. Matamu terkadang nanar menatap entah kemana tak bertepi.....

Cucunda datang Bunda. Rantai generasi semoga bisa menawar obat penyembuh lara didada... 

Kutitipkan gincu merah tadi. Agar wajahmu kembali merebak dalam rona dan gurau canda.... 

Kuharap kau terbahak tertawa riang bersama cucunda. Ada ada saja ya polah kami semuanya

Selamat Hari Ibu

Bunda, ketika kami berdoa untukmu , kuyakin berlipat lipat Engkau doakan kami kembali dalam luhur budi pekertimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun