Dan tentu saja super berguna. Hiking bersama, membantu merapikan perpustakaan dan datanya, menjaga koperasi sekolah mencatat penjualan sederhana adalah kenangan spesial bagi kami.Â
Saat itu saya nyaman dengan teman sealiran ini karena selain pergaulan pas dikantong uang jajan saya, gaya penampilan kami juga tak terlalu mencolok alias tidak highclass pada zamannya tapi juga tak jadul amat.Â
Membuat stiker dan slayer scarf  anggota juga pernah kami lakukan. Dan dari ide stiker ini akhirnya kelompok ekstra kami membuat stiker aneka desain bertuliskan sekolah kami dan menjualnya lewat koperasi sekolah.Â
Dengan prestasi sederhana ini saya pun juga mengenal teman ekstra Basket, Tenis lapangan yang termasuk olahraga bergengsi menurut saya waktu itu. Kalau anak ekstra olahraga penampilan juga lebih bergaya.Â
Sehari hari juga mbois istilahnya. Sama dengan anak band.Â
Saya kebetulan bisa tenis meja sedikit dan terpakai kalau ramai ramai menyemarakkan meeting class. Ikut paduan suara juga bersama beberapa teman sekelas lainnya saat bertugas jadi pelaksana upacara bendera di sekolah.
Beranjak SMA saya ikut kegiatan teater karena sepertinya ada bakat seni mengalir dari Ayah yang waktu muda dulu pernah ikut grup kesenian ketoprak anak muda binaan desanya.Â
Lumayan hasilnya sering diajak nonton pentas anak ISI sebagai mentor kami dan tentu saja tampil berkelompok dan sesekali ikut lomba. Saya jadi tidak begitu minderan lagi kalau tampil sendiri gegara teater ini.Â
Menguasai emosi diri dan panggung. Â Dan tentu saja teman pergaulan bertambah lagi. Tetapi saya tidak pernah punya ambisi khusus waktu itu setiap ikut kegiatan sekolah. Â
Bersanding dengan mereka anak anak populer apalagi bersaing gaya saya sudah baper duluan. Jadi ya begitu dech, memilih kegiatan berkelompok yang rutin dengan jadwal tertentu karena hasrat eksis saya sudah tersalurkan.Â
Nggak terkenal tapi saling kenal dengan teman. Saya sudah bahagia. Ketika bahagia, minder pun reda