Cerita-cerita yang dihasilkan dalam karya sastra anak dapat berupa cerita pendek, novel, puisi, dongeng dan cerita bergambar (cergam).
Mengingat kontribusi sastra anak begitu besar dalam membentuk emosional, intelktual, imajiner dan sosial anak.Â
Sastra anak juga membentuk kepribadian yang mulia, menguatkan kreativitas dan meningkatkan kualitas anak, maka dibutuhkan perhatian dari semua pihak baik orang tua, pendidik, pemerintah, bahkan sastrawan Indonesia untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Menghasilkan karya sastra yang berkualitas yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak.
 Bukan hanya penulis dewasa yang berkarya menghasilkan karya sastra bercerita tentang pengalaman dan perasaan anak, tetapi mencetak generasi penulis sejak dini tentu makin memperluas karya-karya sastra anak.Â
Tidak hanya itu, dengan kemajuan teknologi, sastrawan-sastrawan muda dapat mengembangkan karya sastra anak dalam bentuk digital.Â
Seperti misalnya, membuat sebuah aplikasi membaca karya sastra anak yang dapat diunduh dan dinikmati oleh pembaca melalui gadget atau media elektronik lainnya.Â
Salah satu contoh aplikasi membaca anak yang memiliki berbagai macam karya sastra anak baik lokal maupun internasional adalah aplikasi Let's Read.Â
Aplikasi yang berisikan berbagai macam cerita anak, dari mulai cerita berbahasa Indonesia, bahasa daerah ataupun bahasa internasional.Â
Dengan munculnya aplikasi Let's Read, memberikan warna baru terhadap perkembangan sastra anak dan tentu saja sastra anak akan tetap ada meski teknologi terus berkembang pesat.
Oleh: Farida Hanum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H