Mohon tunggu...
Farida Hanum
Farida Hanum Mohon Tunggu... Guru - MI. Asasul Huda Randegan

Hobby menulis dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Menyoal Krisis Sastra Anak

16 Agustus 2024   11:59 Diperbarui: 17 Agustus 2024   13:49 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metafora sendiri merupakan bentuk majas atau gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dengan cara imajinatif. 

Majas biasa tersemat dalam karya sastra seperti cerpen atau puisi. Itulah mengapa Lakoff dan Johnson menyebutkan bahwa metafora menguasai kehidupan manusia, baik cara berfikir, cara berbahasa maupun berbudaya.

Sedangkan sastra sendiri berperan sebagai alat pendidikan untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian seseorang. 

Jika sastra dimanfaatkan secara benar dan dilakukan dengan strategi yang benar pula, maka sastra tersebut memiliki andil yang tidak kecil dalam usaha pembentukan dan pengembangan kepribadian anak.

Meskipun sejatinya pembentukan dan pengembangan kepribadian anak melalui kesastraan berlangsung secara tidak langsung, sebagaimana pembelajaran etika, budi pekerti, norma agama atau yang lainnya. Sebagai salah satu bentuk karya seni, sastra tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang akan disampaikan. 

Tarigan (1995:9-12) mengemukakan bahwa dalam sastra terdapat nilai-nilai yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Nilai-nilai tersebut diantaranya; 

(1) cerita yang disuguhkan dapat memberikan kegembiaraan dan kenikmatan tersendiri bagi anak; (2) dengan sastra anak memiliki pengalaman baru; (3) dengan sastra imajinasi anak akan terbangun; (4) mengembangkan wawasan anak menjadi perilaku insani; (5) memperkenalkan kesemestaan alam bagi anak; (6) meneruskan dan menyebarkan warisan sastra dari satu generasi ke generasi berikutnya. 

Dengan demikian, nilai sastra berpengaruh terhadap perkembangan bahasa, kognitif, kepribadian dan tentu saja perkembangan sosial. Namun sayangnya karya sastra anak mulai terkikis keberadaannya, benarkah demikian?

Sastra anak merupakan genre sastra ditujukan untuk anak-anak dan remaja. Berbeda dengan karya sastra pada umumnya, karya sastra anak memiliki ciri khas yang mempertimbangkan karakteristik perkembangan, minat dan pemahaman anak-anak dalam berbagai rentang usia. 

Karya sastra anak dirancang untuk meransang imajinasi dan kreatifitas anak melalui cerita-cerita yang menarik dan fantasi yang memikat, mengandung pesan moral dan nilai positif didalamnya, cerita yang ditampilkan pada sastra anak seringkali menghadirkan cerita mengenalkan anak pada budaya, tradisi serta keberagaman masyarakat. 

Selain itu melalui karya sastra anak yang berkualitas memberikan pengalaman membaca yang berkesan dan memberikan pengaruh terhadap kemampuan anak menjadi pembaca yang kritis dan penuh imajinasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun