Mohon tunggu...
Mama Totik
Mama Totik Mohon Tunggu... Administrasi - Bincang Ringan di Ruang Imaji

Coffee - Books - Food - Movie - Music - Interior - Art - Special Parenting www.debiutilulistory.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Banjirku di Semarang

8 Februari 2021   07:01 Diperbarui: 8 Februari 2021   14:25 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir di Dong Biru Genuk Sumber : WAG  crd bpk.Toto Widiarto

Jalan-jalan di lingkungan perum ternyata rata-rata tidak banjir. Tapi sungai saluran memang penuh. Karena rasa ingin tahu, sengaja saya melewati tambak ikan di dekat perumahan. Air tambak sudah penuh. Sebentar lagi bisa tenggelam krn hujan memang masih deras. Ikan-ikan bisa kabur nih, pikir saya. Saya baca sekilas di wag, di Simpang Lima ada bapak polisi berhasil menangkap ikan lele skala jumbo. 

Keluar dr perumahan semua nampak normal. Tugu muda sebagian tergenang setinggi ban mobil. Jl.Sultan Agung  jg sebagian tergenang. Di situ memang ada tempat2 yang selalu tergenang tapi kali ini lumayan lebih luas.  Padahal sudah termasuk Semarang Atas. Selebihnya yg saya lalui normal. Tapi saya tetap keukeuh mengungsi, setidaknya nitipin anak dululah di mertua. 

Dalam perjalanan baru sadar, ternyata saya nggak bawa air minum sama sekali. Cemilan Totik jg tdk terbawa. Tapi sepanjang jalan nggak ada toko yg buka dlm rangka Jateng tutup 2 hari. Setelah kesana kemari, akhirnya, ketemulah supermarket jaman baheula, Tong Hien, yg tetap buka. Lumayan bisa nunut ke toilet dan membeli minum serta snack. Begitu meneguk aqua, saya berucap "Tong Hien pahlawanku"  

Siang hari saya balik rumah. Penasaran ingin nengok bagaimana kondisinya. Jalan Karangayu (jl.Sugiyopranoto) air ternyata tinggi. Daerah itu memang selalu banjir meski hujan tidak deras. Tapi biasanya hanya di titik titik tertentu. Kali ini rupanya meluas. Terpaksa kami putar balik dan pilih lewat Pamularsih. Di tepi saluran Banjir Kanal Barat, terlihat aliran air sangat deras & tinggi. Pertanda curah hujan memang luar biasa & merata. 

Memang kali ini wilayah banjir sangat banyak, dari wilayah Bubakan, Kota Lama, jl.Pemuda sampai ke wilayah langganan banjir seperti Puri Anjasmoro , Semarang Indah dan Tanah Mas. Saya sempat nengok youtube, warga jl.Hasanudin pun sampai diungsikan dg perahu karet. 

Kolase Foto Banjir Semarang Sumber : WAG Semarangan
Kolase Foto Banjir Semarang Sumber : WAG Semarangan

Suami sempat curcol. "Tak titeni (saya amati) angger walikota mulai sesumbar ora banjir, mesti Semarang malah banjir". Bener juga ya sudah sering terjadi. Rasanya saya harus ngomong nih ke beliau, agar tiap musim hujan, menahan diri anteng, biar Semarang aman. Saya sendiri kemarin-kemarin juga sempat sombong, sering nyanyi plesetan lagu jadul, begini "Semarang kaline banjir...iku mbiyen iku mbiyen ( red. Semarang sungainya banjir, itu dulu, itu dulu )"  

Flashback Banjir Semarang

Suasana kali ini memang mirip Semarang di tahun sekitar 1996. Saya terjebak banjir tinggi saat itu di jalan raya Kaligawe sepulang kerja. Truk truk dan bis saja mogok di jalan. Apalagi kendaraan pribadi yg lebih kecil. Beruntungnya suami yg jemput, ahli dalam mengemudi, jadi bisa terlewati meskipun menegangkan. 

Di tahun 2010 kalau tak salah, daerah Mangkang yg jadi korban banjir besar. Saya masih ingat, pihak sekolah anak saya sampai mengelola bantuan untuk siswa siswinya yang tinggal di Mangkang. Mangkang menerima kiriman air dari BSB. BSB yg di dataran tinggi,  sebenarnya dulu diperuntukkan sebagai hutan lindung resapan air. Tapi entah kenapa, pemkot era Sutrisno Suharto, memberi ijin untuk sebagian hutan dijadikan perumahan. Meskipun BSB membuat danau tadah hujan, tapi rupanya tetap tak bisa menggantikan fungsi resapan hutan lindung.

Kembali lagi ke kisah saya...

Sampai rumah, air sdh kering. Tapi suasana porak poranda bak kapal pecah. Tong-tong sampah depan rumah2 terguling. Milik tetangga bisa ada di depan rumah saya, sedang milik saya hanyut ke tetangga lain. Sepatu dan sandal yg biasa diletakkan di rak depan rumah jg pada hanyut. haha lucu. 

Tapi kali ini ketawanya cuma sebentar krn kemudian tahu bahwa ternyata air pdam mati. Bgmn mau bersih-bersih ? Ya sudahlah, pikir saya,  "mari cari desinfektan, karbol dll dulu" Kalau hari ini nggak bisa bersih-bersih, kan bisa balik ke pengungsian. Lantas kami keliling kota lagi cari toko. Daaan...balik lagi, Tong Hien pahlawanku. Tak terbayang jika toko jadul ini tutup. Pengunjung lumayan rame. Banyak yang beli perlengkapan bersih bersih, sesama korban banjir nampaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun