Penelitian lain menegaskan kembali temuan ini. Sebuah studi CDC tentang pasien coronavirus di panti jompo di negara bagian King County di Washington menemukan bahwa dari 23 orang yang dites positif, hanya 10 yang menunjukkan gejala pada hari diagnosa. Sepuluh orang dalam kelompok lain mengalami gejala seminggu kemudian.
"Temuan ini memiliki implikasi penting untuk pengendalian infeksi," tulis para peneliti itu. Mereka menambahkan, karena  selama ini pendekatan otoritas kesehatan masyarakat lebih mengutamakan pada adanya tanda dan gejala untuk mengidentifikasi dan mengisolasi penduduk atau pasien yang mungkin terjangkit COVID-19."
CDC AS juga telah mengevaluasi pasien coronavirus di kapal pesiar Diamond Princess, yang dikarantina di Jepang pada bulan Februari. Dari 3.711 orang di dalamnya, 712 dinyatakan positif, tetapi hampir 50 persen dari mereka tidak memiliki gejala pada saat itu.
Contoh lain dari penularan asimptomatik dan presimptomatik
Dr. Redfield mengatakan kepada NPR bahwa "Ada kecenderungan bahwa para carrier ini sudah terpapar sekitar 48 jam ( 2 hari ) sebelum gejala muncul".
"Ini menjelaskan mengapa virus ini dengan cepat terus menyebar ke seluruh negeri, karena adanya kasus2 carrier dan mereka adalah orang yang mampu mentransmisikan 48 jam sebelum mereka sendiri mengalami sakit," jelas Redfield.
Sejumlah penelitian dan laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa penularan presimptomatik dan asimptomatik sebenarnya bukan hal yang baru.
Sebuah studi kecil di antara para ex-patriats Jepang yang dievakuasi dari Wuhan pada Februari mengungkapkan bahwa 30,8 persen orang yang dites positif tidak menunjukkan gejala.
Para peneliti di Singapura menemukan bahwa dari 157 kasus diperoleh secara lokal, 10 melibatkan penularan secara asimptomatik. Para ilmuwan di sini menyimpulkan bahwa sebagian besar paparan penularan presimptomatik terjadi satu hingga tiga hari sebelum seseorang mengalami gejala.
"It's A Powerful Weapon"
Dalam interview dengan NPR, Dr.Redfield mengucapkan terimakasih kepada semua orang yang telah mempraktekkan  AGGRESSIVE SOCIAL DISTANCING .Â
Dan bagi yang masih enggan melaksanakan, Redfield menegaskan bahwa sekaranglah  saatnya untuk benar-benar melakukan social distancing dengan ketat. "Ini bukan sebatas teori di atas kertas, tapi ini benar-benar akan menjadi senjata yang ampuh ".
"Virus ini tidak bisa berpindah dari orang ke orang dengan mudah. Penularan terjadi dalam jarak dekat. Jadi kita perlu mejaga jarak 6 feet ( 1,8 m). Jika kita menjaga jarak, virus ini tidak bisa bertahan dan akan mati. Ingat grafik gerak bagaimana nyala api menyulut deretan batang korek api dan semuanya menyala. Namun ketika anda hanya mengeluarkan satu korek api saja, api akan padam"