Mohon tunggu...
Mama Totik
Mama Totik Mohon Tunggu... Administrasi - Bincang Ringan di Ruang Imaji

Coffee - Books - Food - Movie - Music - Interior - Art - Special Parenting www.debiutilulistory.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fortune Teller (1)

9 April 2016   13:34 Diperbarui: 9 April 2016   13:40 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Apa salahku, aku hanya menyampaikan kebenaran. Bukan, bukan kebenaran. Tapi sesuatu yang akan benar terjadi. Bukankah itu bagus ? Aku bisa mencegah keburukan. Aku bisa memperbaiki keadaan. Aku tidak mau seperti Ibu. Mengurung diri seperti siput. Tidak, aku bukan Ibu. Aku akan memilih jalanku sendiri”.

Bergegas dia mengambil tas ranselnya. Buru-buru memasukkan beberapa lembar pakaian, dompet dan ponsel. Lalu mengendap-endap keluar kamar dan rumah. Sejurus kemudian dia sudah berada di atas bus antar kota. Tujuannya adalah Ibu Kota. Ya, dia akan mengadu nasib di sana. Mayang yakin, dengan kemampuan uniknya, dia akan bisa menggapai popularitas. Dia ingin terkenal. Dia tidak mau berakhir seperti ibunya. Terpuruk dalam kesunyian desa.

( Bersambung )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun