Mohon tunggu...
Inka Rizka
Inka Rizka Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis freelance

Ibu dari 1 anak yang hobi jalan-jalan, motret, dan ingin menulis buku yang bermanfaat buat banyak orang..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Read A Loud Vs Membaca sambil Jongkok!

7 Juni 2011   03:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:47 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Untuk permintaannya "baca buku yang banyak!", saya memang tak punya buku lain -- meski pun ingin-- selain buku pelajaran. Tapi ibuku sering mengajak saya ke toko buku Sumur Bandung di Jl. Asia-Afrika. Kegiatan ini sangat-sangat menyenangkan, seperti piknik rasanya. Berjalan kaki melalui jalan Kejaksaan lalu menyusuri jalan Braga dimana sesekali kami membeli roti maxim, melewati toko Sarinah yang di etalase kaca depannya selalu ada patung manekin berbaju bagus, hingga sampai ke Toko Buku Sumur Bandung. Sebuah toko buku besar di Bandung yang justru jarang kami masuki, karena saya tahu uang ibu nggak pernah cukup untuk membeli buku, bahkan yang bekas sekali pun.

Betul, di emperan toko buku Sumur Bandung yang biasanya digelar jualan buku-buku bekas itulah biasanya saya dibiarkan jongkok ber-jam2 untuk membaca buku-buku atau majalah-majalah. Yang masih teringat adalah majalah-majalah bekas si Kuncung dan komik Mahabarata.. Dulu belum ada metode Read a Loud (pendampingan Ibu-anak dalam membaca buku dongeng), bahkan saya jongkok di gelaran buku-buku bekas itu pun ibuku tak pernah mendampingi. Biasanya dia sengaja meninggalkan untuk pergi ke pasar Kota Kembang di jalan Dalem Kaum untuk belanja kancing, vooring atau kain pesanan orang, dengan menitipkan saya sebelumnya pada Si Akang penjual buku..

Ya, meski Dunia Tumbuh Kembang Anak waktu itu belum mengenal Reading A Loud, namun I love reading a lot dan cukup mengerti strategi Ibu, karena dia selalu bertanya di rumah sebelum berangkat. "Sudah sampai Peperangan Baratayudha belum?", atau.. "Tinggal berapa jilid lagi?" Haha... sampai akhirnya buku sekitar 22 jilid itu tamat dalam beberapa kali kunjungan ke emperan Sumur Bandung!

Sepenggal kenangan masa kecil itu kadang menjadi spirit buat saya saat ini dalam membeli bacaan apa saja, baik untuk Rafa, anak saya, maupun anak-anak lain di sekitar saya..

**tulisan ini pernah saya posting di fb thn lalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun