Itu pun kalau disayang dan dikasihi yang di atas senang. Apalagi kalau yang dikasihinya itu manusia dan orang tua kita sendiri. Terutama Ibu kita yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkan kita." Laki-laki ganteng itu bicara sambilnya menatap perempuan yang ada di depannya.
Sementara yang ditatap merunduk seperti pohon jambu yang keberatan oleh buahnya. Matanya sembab, butir-butir air matanyanya berkilauan seperti mutiara terkena sinar matahari.Â
Perempuan itu teringat dengan Ibunya yang sekian tahun ia tinggalkan di kampung. Â Apakah ia baik-baik saja? apakah ia sehat? Apakah ia bisa makan? Ah....entahlah. Sudah lama sekali ia meninggalkannya. Ia tidak berani memberi kabar Ibunya karena pekerjaannya yang ia anggap kotor ini.
Dulu, beberapa tahun yang lalu, ia meninggalkan kampung halamannya, meninggalkan Ibunya, meninggalkan adik-adiknya untuk bekerja mencari uang. Ketika seseorang yang menyebut dirinya Mami mengajak ia ke Jakarta yang katanya kerja di salon, ia tidak berpikir panjang lagi, ia mengikutinya. Tapi apa yang terjadi? Ia dipaksa Mami itu untuk melayani laki-laki hidung belang. Â Â
"Mas, maukah bawa aku pulang menemui Ibuku?" kata perempuan itu menghiba.
Laki-laki itu terdiam. Ia bisa merasakan betapa tulus niat perempuan pekerja seks itu ingin menemuni Ibunya. Mungkin ia ingin mencari ridho Allah dengan jalan berbakti kepada Ibunya.Â
Ayahnya telah lama meninggal dunia karena radang paru-paru ketika ia kelas satu SD. Â Sejak itu, Ibunya banting tulang menghidupi dirinya dan kedua adik-adiknya yang masih kecil. Â Ia bersyukur sempat masuk SMP sampai kelas dua. Setelah itu ia pergi ke Jakarta mencari uang.
"Mas mau kan nganter saya bertemu Ibuku?" Kata perempuan berambut pendek itu mengulang untuk kedua kalinya. Â
"Oh ya..ya..saya mau." Kata laki-laki ganteng itu tergagap. Ia terkoyak dari lamunannya.
Mereka pun akhirnya menempuh jalan menuju surga yang diimpikannya melalui kaki Ibu yang telah lama diabaikannya.
Jakarta, 23 November 2018 Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H