Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Orang-orang Belakang

20 September 2018   12:14 Diperbarui: 20 September 2018   13:13 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami, orang-orang belakang, merasa plong telah berhasil menyampaikan unek-unek kami kepada orang proyek dan Bu Lurah. Meskipun kami tidak yakin mereka akan menanggapi keluhan kami.

Sebelum kami komplain, saya bilang ke mas Budi sebagai orang yang terdampak langsung berisiknya pembangunan kantor kelurahan tersebut.   "Apa yang akan kita sampaikan ke pihak proyek?" waktu itu saya bertanya. "iya kita merasa terganggu dan komplain." Kata mas Budi. "kalau tidak ditanggapi?"
"Mestinya mereka mengerti. Jika mereka memang dikejar target dan tidak bisa dikurangi jadwal kerjanya harusnya ada kompensasi bagi warga yang terkena dampak negatif dari pembangunan kantor kelurahan itu." Saya mengangguk-angguk tanda mengerti jalan pikiran mas Budi.    

Malam setelah pertemuan kami dengan Bu Lurah, kami sengaja memperhatikan betul apakah ada perubahan. Ternyata kami masih mendengar tak tok itu. Artinya komplain kami tidak digubris sama sekali. Masih tetap berisik, bising dan gaduh.  

Malam-malam berikutnya kami masih mendengar tak, tok, berisik itu. Kami pun hanya bisa mengurut dada. Dalam hati saya mendumel. Ketika orang besar ada maunya, orang kecil harus menurutinya. Tapi ketika orang kecil meminta sedikit, orang besar menjadi tuli tak mau peduli.

Orang-orang belakang kembali kehidupan sehari-hari. Di waktu senggangnya, kami main ludo, makan-makan bareng, bercanda dan merencanakan silaturahmi sekalian jalan-jalan menghilangkan penat.    

Jakarta, 19 September 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun