Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Di Rumah Tua Itu Ada Perempuan Menangis

11 September 2018   10:29 Diperbarui: 1 Oktober 2018   10:55 3331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mungkin dia tahu kedatangan kita." Canda Ko Chi.

"Saya akan cerita pengalaman malam ini ke si Cucu yang menguasai harta Kakek Nenek itu." Kata Pak San.

"Untuk apa Pak?" Tanya pak Amri.

"Agar mereka insyaf dan mau berlaku adil dengan harta peninggalan Kakek Nenek itu. Akan lebih baik kalau rumah tua itu bisa dimanfaatkan untuk kepentintan sosial agama. Diwakafkan untuk dibangun panti yatim atau untuk pembangunan pesantren ."

"Ayo kita lanjutkan Rondanya."  Kata Pak San sambil berjalan bergegas.

Condet, 11 September 2018

"SELAMAT TAHUN BARU HIJRIYAH 1440"       

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun