Mohon tunggu...
Maman Firmansyah
Maman Firmansyah Mohon Tunggu... -

pegawai, suami, ayah, dan finance turn economics avid reader...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebebasan Bertindak dan (Ir)Rasionalitas: Kenapa yang Enak-enak itu (Kadang Perlu) Dilarang?

24 Juni 2012   00:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:36 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Selain itu, perlu dipahami peran pemerintah mana yang melakukan/melarang apa. Langkah pak Bloomberg yang mengatur restoran (penyedia makanan publik) atau pun pak Nurmahmudi yang mengatur PNS (yang di bawah  pembinaaan beliau) sebetulnya sudah tepat.

  • Sebenarnya, sejauhmana sih efektivitas pelarangan beginian?


    Tergantung sama jenis pelarangan, efektivitas pengawasan, dan bagaimana masyarakat merespon ketentuan tersebut. Sayangnya, di Indonesia riset mengenai dampak suatu kebijakan ini masih sangat jauh diimplementasikan. Kalo misalnya saja pak Nurmahmudi Ismail memiliki data bahwa setelah pelarangan nasi tingkat kesehatan PNS Pemda Depok meningkat misalnya, akan sangat mengasyikkan menganalisis dampak kebijakan yang digagasnya.


    Kalo bayangan saya sih pengawasannya pelarangan minuman manis ini akan sangat rumit dan mahal?


    Terkait pengawasan, menurut pemahaman saya semakin beradab suatu masyarakat maka semakin sadar dan taat dan tidak diperlukan pengawasan berlebihan atas penerapan suatu ketentuan. Kalau di Indonesia? Silakan menilai diri sendiri...


    Wallahu a'lam.


    Referensi:


    http://www.voaindonesia.com/content/walikota-new-york-usulkan-larangan-jual-soda-ukuran-besar/1204303.html


    http://newsatjama.jama.com/2012/06/13/prohibition-wont-work-for-soft-drinks-any-more-than-it-did-for-alcohol/


    http://www.washingtonpost.com/blogs/ezra-klein/post/does-banning-use-of-food-stamps-for-soda-reduce-obesity/2011/08/21/gIQAZvcUUJ_blog.html?wprss=ezra-klein

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
    Lihat Filsafat Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun