Mohon tunggu...
Astrid Setya
Astrid Setya Mohon Tunggu... Freelancer - Happines adalah pilihan

Berbagi kisah perjalanan dari catatan harian, catatan kehidupan baik yang menyenangkan, gembira, menyedihkan hingga horor. Semoga catatanku ini bisa bermanfaat, menjadi berkat bagi yang membaca.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Kisah Sukses Juragan Jamu, Tinggalkan Pekerjaan karena Sayang Orang Tua

26 Agustus 2022   13:05 Diperbarui: 27 Agustus 2022   12:22 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa tahu nasib seseorang,  dari bukan siapa-siapa, kini menjadi juragan jamu, yang meraup keuntungan jutaan rupiah. 

Tidak ada yang menyangka, seorang mantan tukang listrik proyek bangunan di Jakarta, bisa menjadi pengusaha minuman herbal, di daerah asal, Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. 

Begitulah Sukarlis, nasibnya telah berubah, setelah melalui perjalanan panjang yag melelahkan, dan membosankan, meraih sukses, setelah memberanikan diri berwirausaha.

Berikut 14 perjalanan hidupnya, yang dimulai dari nol, seperti dituturkan Sukarlis, saat bertemu penulis ataupun melalui pesan tertulis, beberapa waktu lalu. 

1. Sayang dan Bakti pada Orang Tua

Kondisi orang tuanya sudah tua dan sering sakit,sehingga Sukarlis memantapkan hati memutuskan pulang kampung ke daerahnya di Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

2. Butuh Pekerjaan

Keputusannya bulat, tidak ingin kembali merantau di Jakarta, dan memutuskan menetap di kampung, membantu istri membuat jamu, yang saat itu telah mengantongi sertifikat.

3. Modal Minim

Berbekal sertifikat pengolahan jamu herbal  yang dimiliki istri serta modal uang, sekitar Rp500 ribu, ia mengembangkan usaha jamu, membuat 50 botol sirup jahe rempah berisi 330 ml.

4. Produk Perdana Laris

Semangat membara mulai muncul, ketika produk perdananya laris tanpa sisa, yaitu 80 botol pada acara lebaran keluarga besar, karena sirupnya diakui para pembeli, enak dan mantap.

5. Banyak Pilihan Rasa

Pada tahun kedua usahanya, yakni tahun 2014, produk jamunya mulai menambah varian baru, yaitu beras kencur dan kunir asam, hingga kini bertambah menjadi 13 varian rasa.

6. Kerjasama Reseller

Kerjasama dengan reseller mulai dijalin sebagai salah satu cara suami Sri Hartini mengembangkan usaha, hingga saat ini  resellernya menjamur dari Solo Raya, Jakarta, Bekasi, Bandung dan kota lain.

7. Pernah Diusir dan Ditolak

Tidak hanya ditolak, ayah tiga anak ini juga pernah diusir calon pembeli, terutama saat awal-awal memperkenalkan produk secara langsung ke pembeli.

8. Tambah Kapasitas

Sebelum pandemi, jumlah pembeli jamu produk Rahma Jaya atau Raja sudah banyak, satu bulan berkisar 1.500 sampai 2.000 botol, namun efek pandemi justru kapasitas produksi mencapai 10.000 setiap bulan.

9. Rajin Pameran

Meski belum berskala nasional, namun ia rajin mengikuti pameran, bergandengan tangan dengan UMKM lain, di Kabupaten Karanganyar dan Solo Raya lainnya. 

10. Tambah Jaringan Usaha

Tidak pernah cepat puas dengan hasil yang sudah didapat, penyuka semua warna ini rajin menambah jaringan, mengikuti berbagai pelatihan, yang berhubungan dengan pengembangan usaha, serta mengikuti organisasi pengusaha. 

11. Gandeng Beberapa Toko

Produk jamu serbuk ataupun sirup produknya kini dengan mudah didapatkan di beberapa toko obat serta toko oleh-oleh di wilayah Karanganyar dan Solo Raya.

12. Omzet Wow

Memang, 90% masih didominasi dari penjualan secara offline, namun hasil usaha jamunya tidak bisa disepelekan, karena setiap bulan omzet minimal mencapai Rp30 juta.

13. Tak Takut Kompetitor

Setiap produk, pasti ada kompetitor, begitu juga Karlis mengakui, namun pria berkumis ini selalu yakin, jika produknya memiliki kelebihan dibanding produk lain.

14. Target Ekspor

Usaha berlokasi di Karangrejo Rt 02 Rw 01 Karangbangun Matesih ini, bukan lagi usaha yang bisa disepelekan, karena sedang mempersiapkan ekspor untuk dijalankan di tahun 2025. (AS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun