@ febbie:
salam kenal deh buat putri von avatar .
@ agung sdw:
teguh = konsisten = mati? hehehe … . di negara ketol berlaku hukum rimba .
@ ML: ***saya adalah penguasa diri saya sendiri…***
trima kasih, eda. kadang sebagai ‘penguasa’ ada baiknya apabila kita sedikit ‘berkompromi’ dengan diri kita sendiri. ‘kejujuran’ dan ‘keterbukaan’ yang mungkin kita tampilkan dan diharapkan oleh sebagian besar orang, bisa menjadi ‘anugrah’ dan ‘bumerang’ sekaligus.
***Beranikah mengakui secara jujur dan terus terang apa dan siapa diri kita ini?! Jahat silahkan mengaku jahat, baik, silahkan mengaku baik. Mana yang jahat dan mana yang baik sebenarnya siapa yang tahu?!***
maslahnya bukan ‘berani’ atau ‘tidak berani’ berterus-terang, mamak pribadi sih lebih melihat medium nya; publik (social blogging) atau yang lebih ‘private’ (misal email japri atau milis). kalau mau menurutkan ‘kata hati’ atau ‘ketidak-warasan’ mamak, bisa-bisa aja mamak merasa ‘terlecehkan’ atau ‘terintimidasi’ oleh kalimat di atas. tapi … mamak mau kompromi dgn diri mamak sendiri, mengenyampingkan ‘ego’ mamak dan ‘membiarkan’ hak bicara seorang kompasianer (hak eda).
***Mulai dari berkata halus namun penuh intimidasi sampai berkata kasar dan terang-terangan telah merendahkan harkat dan martabat seorang perempuan. Apalagi mengingat status saya sekarang ini, ***
mamak kurang paham dengan kalimat ‘apalagi mengingat status saya sekarang ini’.
mamak hanya bisa menebak hal ini ada kaitannya dengan ‘kejujuran’ dan ‘keterbukaan’ (?)
sulit bagi mamak untuk memahami hal ini. karena kalau kita berpikir tentang ‘kita’, bukankah itu adalah akses dari keberadaan kita (kejujuran dan keterbukaan) ??
adakah KITA memikirkan MEREKA seperti … luna maya, cut tari, krisdayanti, atta? adakah KITA berusaha untuk ‘menetralisir’ pemberitaan seputar wanita2 yang dijaikan bahan ‘gunjingan’? masih ingat betapa ‘hebohnya’ sebagian warga NN krn tulisannya masuk kategori ‘gosip’?
TANPA bermaksud untuk mengatakan bahwa wanita2 itu (termasuk eda) “layak’ dibicarakan, dan TANPA mengecilkan perasaan ‘dilecehkan’ dan ‘diintimidasi’ yg eda alami, menurut mamak mungkin komentar2 di kompasiana lebih terkait ke masalah NETIQUETTE.
salam
Catatan:
1. Tulisan ini adalah kritik untuk Mamak Ketol sendiri, yang tulisannya suka sok Inggris (kurang nasionalis) dan kadang "berbau" LN.
2. Mungkin kita perlu belajar mengenai Psikologi Blogger seperti yang Mamak Ketol kutip dari tulisan Zulfikar Akbar:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!