Kepada Will, aku selalu mengatakan bahwa keberadaan Kanya dapat dimaknai dengan cara yang berbeda-beda. Di satu sisi Kanya merepresentasikan "kesucian", tapi di sisi lain, Kanya mempromosikan hal yang sama sebagai sesuatu yang harus diagung-agungkan secara berlebihan. "Keagungan" yang mungkin dapat ditafsirkan sebagai bentuk "pelecehan" wanita sekaligus "pembodohan" terhadap pria dan wanita. Selain itu sosok Kanya sedikit banyak telah mengubah cara pandang seseorang terhadap apa yang disebut dengan "Thai girls", setidak-tidaknya di mata Will.
Begitu Kanya tiba dan duduk, pramusaji menanyakan apakah kami menginginkan hidangan penutup sekarang. Tanpa dikomando secara serentak kami menjawab “yes”.
(Menurut Mamak Ketol dessert nya minggu depan aja, krek krek krek.)
Tulisan sebelumnya: Starter: A Table for Three
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI