[caption id="attachment_151548" align="aligncenter" width="480" caption="Miniatur Borobudur ©Mamak Ketol™"][/caption]
Lima stupa yang menjadi ciri khas candi Borobudur ini dapat dijumpai di Brahmavihara Arama, Bali Utara. Miniatur Borobudur ini merupakan salah satu objek wisata spiritual yang unik. Dalam rangka Hari Raya Waisak yang jatuh pada hari ini (28/05), kita kunjungi kompleks biara ini, yuk!.
Vihara yang memiliki ciri khas berbentuk lonceng berwarna oranye keemasan ini terletak di Desa Banjar Tegeha, kecamatan Banjar, kabupaten Buleleng. Dari barat Singaraja, kuil Buddha ini berjarak 18 km, dan dapat ditempuh dalam jarak 2 km dari selatan Jalan Raya Singaraja – Seririt.
Masuknya ajaran Buddha ke Pulau Seribu Pura ini dicatat sejarah sejak abad ke 7 – 8. Tempat ibadah ini sendiri didirikan pada tahun 1958 (sumber lain menyebutkan tahun 1956). Adalah seorang biksu keturunan Brahmana yang bernama Ida Bagus Giri yang merintis vihara ini. Biksu ini kemudian dikenal dengan nama Bante (guru) Girirakkhito Mahathera (1927 - 1997). Semasa hidupnya, pemuka agama ini pernah menjabat sebagai wakil Presiden dari World Buddhist Sangha Council (WBSC) tahun 1985 - 1989. Pendeta Buddha ini adalah keponakan dari Ida Ketut Jelantik, tokoh sastrawan asal desa Banjar Tegehe yang pernah menerbitkan Sucita/Subudi.
Awalnya, Guru Mahathera “hanya” membangun vihara kecil seluas 6 m x 10 m. Namun, dengan berkembangnya ajaran Buddha di Bali, rumah ibadah ini dipugar pada tahun 1970, dan dibuka untuk umum pada tahun yang sama. Brahmavihara Arama sempat rusak berat akibat gempa yang melanda kawasan Seririt pada bulan Juli tahun 1976. Pagoda yang pernah dibangun pun hancur. Kini, dengan luas lahan 4 hektar, kompleks ibadah ini menjadi monasteri tertua, dan satu-satunya yang ada di Bali.
[caption id="attachment_151624" align="alignleft" width="300" caption="Pintu masuk dan kolam dari atas anak tangga ©Mamak Ketol™"][/caption]
Dari luar, bangunan ini tampak seperti rumah penduduk. Pintu masuk yang berupa gapura dengan ukiran Bali yang khas, membuat seseorang lupa bahwa gedung ini adalah tempat peribadatan umat Buddha.
Vihara yang sengaja didesain sesuai dengan arsitektur Bali ini memiliki kolam bundar dengan air mancur, dan dihiasi dengan beberapa tanaman, termasuk teratai. Halaman utamanya terbagi menjadi tiga bagian: nista, madya dan utama mandala. Ketiganya dihubungkan dengan tangga.
Pada setiap undakan tangga tertera ajaran kebaikan yang berkaitan dengan ajaran Buddha. Prinsip ajaran Buddha inilah yang menuntun pengunjung untuk memaknai, dan memahami kawasan Brahmavihara Arama. Salah satunya berbunyi indriya samvara yang artinya selalu mengawasi/mengendalikan indriya.
[caption id="attachment_151551" align="aligncenter" width="500" caption="Undakan tangga dan patung Buddha ©Mamak Ketol™"][/caption]
Di beberapa dinding biara bagian luar terdapat hutan Uruvela lengkap dengan replika pohon bodhi (pohon pencerahan), patung dan ornamen-ornamen yang berbicara tentang Buddha dan sejarahnya. Ada juga beberapa benda yang diberikan oleh Dalai Lama dan pemerintah Thailand seperti lonceng.