Jelajah Museum Tua yang Keren
Museum Geologi Bandung masuk dalam cagar budaya. Gedung museum ini dibangun tahun 1928-1929 dengan arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg. Tak heran gedung ini megah dan artistik.
Dari prasasti yang ada di gedung, gedung yang dulunya berfungsi sebagai labotatorium geologi ini mulai dipakai 16 Mei 1929. Karenanya, sudah berusia 94 tahun. Sedikit lagi menuju 100 tahun!
Meskipun sudah tua, tapi gedung museum Geologi sangat-sangat terawat. Awalnya saya membayangkan museum menempati bangunan tua, pengap, tidak terawat, dan kusam. Benar-benar kejutan manis!
Lalu bagaimana isi di dalamnya? Sama seperti luarnya, di dalam gedung sangat bersih, pencahayaan sangat baik, koleksi tertata dengan baik, dan petunjuk atau keterangan juga jelas. Karena itulah, saya melihat beberapa anak muda gen Z berpose di dalam museum. Banyak spot instagramabel loh disini.
Jelajah Isi Museum
Tepat di pintu masuk, kita akan disambut dengan fosil gajah Blora. Ruang pamer museum dibagi menjadi 4 : Sejarah kehidupan, Geologi di Indonesia, Manfaat dan Bencana Geologi, dan Sumber Daya Geologi.
Pertama kali yang kami kunjungi adalah ruang pamer Geologi Indonesia. Setelah itu kami naik ke atas mengunjungi ruang pamer Manfaat dan Bencana Geologi dan Sumber Daya Geologi. Terakhir, kami turun ke bawah mengunjungi ruang pamer Sejarah Kehidupan lalu pulang.
Sebenarnya, si Sulung sempat tidak suka ke museum ini. "Untuk apa lihat batu? Kirain museum zoologi, ternyata geologi, " Hmmm... ya sudah saya tidak paksa tapi akhirnya mau ikut. Tapi sesudah melihat aneka bebatuan yang banyak jenis sepertinya dia mulai tertarik.