Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gigi Bungsu, Haruskah Dicabut?

29 Mei 2023   11:00 Diperbarui: 29 Mei 2023   12:54 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi panoramik impaksi gigi bungsu (Foto : Kompas.com)

Sudah rutin periksa gigi tiap enam bulan? Rajin juga scaling alias membersihkan karang gigi? Sudah juga menambal gigi yang berlubang? Eits... jangan merasa aman dulu dari masalah pergigian! Ada "si bungsu" yang kadang buat masalah... Hehehe

Gigi Geraham Bungsu

Gigi geraham bungsu adalah gigi geraham ketiga. Namanya bungsu sudah pasti tumbuh paling terakhir. Dari banyak sumber dikatakan gigi ini akan tumbuh di usia 17-25 tahun.

Tapi yang terjadi dengan saya berbeda. Gigi bungsu saya mulai tumbuh di usia lebih dari 30. Saya masih ingat, tiba-tiba ada warna putih di gusi.

Sayangnya, gigi ini tidak langsung nongol. Tapi dokter gigi saya bilang, "Nggak apa, yang penting tidak ada keluhan. Biarkan saja." Ya sudah, saya biarkan saja.

Ilustrasi gigi bungsu (Foto : klikdokter.com)
Ilustrasi gigi bungsu (Foto : klikdokter.com)

Gigi Bungsu Mulai Berulah

Lama-kelamaan gigi bungsu ini tumbuh tapi lambat sekali dan tidak terlalu jelas. Ini berlangsung selama bertahun-tahun.

Baru sekitar tiga bulan lalu terlihat jelas. Gigi bungsu kanan bawah ini tumbuh tidak sempurna. Posisi gigi miring ke depan dan hampir seperti "tidur". Gigi yang muncul di permukaan juga hanya sedikit saja. Dalam kedokteran gigi, ini disebut impaksi gigi bungsu.

Melihat posisi yang seperti itu, saya deg-degan. Wah, jangan-jangan harus dicabut! Bagaimanapun cabut gigi itu jika bisa dihindari tentu dihindari ya? Hihihi

Wait and see aja lah... Semoga tidak bikin keluhan. Eh, ternyata gigi bungsu ini perlahan dan sedikit demi sedikit menghitam karena carries. Jika dibiarkan, saya takut muncul masalah baru. Haduh...

Ohya jauh sebelum ini, rahang dan telinga saya sering sakit. Awalnya saya tidak terpikir ini dari gigi. Jadi saya ke dokter THT. Telinga saya tidak ada apa-apa. Saya sempat bingung waktu itu.

Haruskah Dicabut?

Nyeri rahang dan telinga memang hilang-timbul. Tapi sekalinya datang, rasanya ampun! Saya pun bingung untuk mendeskripsikan rasa sakit ini. Pokoknya mengganggu sekali.

Berhubung beberapa kali kambuh lebih sering, saya yakin ini dari gigi. Apalagi setelah melihat impaksi gigi yang dibarengi carries.

Saya pun periksa ke dokter gigi, sekalian membersihkan karang gigi (meski sedikit tetap harus dibersihkan). Oleh dokter gigi, gigi bungsu yang carries tadi disarankan dicabut saja.

Ternyata dengan kondisi carries, gigi bungsu ini susah diselamatkan. Dengan posisi "tidur", pembersihan dengan sikat gigi susah menjangkau. Hal ini sangat berpotensi menyimpan sisa makanan. Selain itu, gigi bungsu ini mendesak gigi depannya yang membuat sedikit goyang.

Untuk lebih jelasnya, maka saya diminta foto panoramik gigi. Dan ternyata benar, posisi gigi miring ke depan dan cenderung "tidur". Si gigi bungsu ini memang harus dicabut.

Ilustrasi panoramik impaksi gigi bungsu (Foto : Kompas.com)
Ilustrasi panoramik impaksi gigi bungsu (Foto : Kompas.com)
Dari foto panoramik juga, ternyata gigi bungsu kanan dan kiri bagian atas juga tumbuh keluar dan mendesak pipi bagian dalam. Gigi bungsu ini kurang tempat. Ini juga yang membuat rahang tidak nyaman.

"Bu, dicabut saja dua-duanya. Nanti konsul ke dokter gigi spesialis bedah mulut ya baiknya gimana? Beliau lebih tahu. Saran saya cabut dua-duanya, jadi sekalian sakit, " begitu penjelasan dokter gigi spesialis konservasi gigi.

Operasi Cabut Gigi Bungsu

Beberapa hari setelahnya, saya ke dokter gigi spesialis bedah mulut. Rencana cuma konsul saja. Mau tanya-tanya dulu gitu.

Nah melihat foto panoramik saya, dokter mengatakan dicabut saja. Untuk cabut bisa bius lokal atau bius total.

Karena gigi bungsu bawah posisinya miring dan nyaris tidur, untuk cabut mesti disayat gusinya, lalu gigi dibelah, dan baru dicabut. Proses cabutnya beda dengan cabut gigi biasa. Hmmm... begitu mendengar penjelasan itu, langsung mau kabur saja saya! Hahaha

Saya pilih bius total saja. Padahal untuk menghindari cabut gigi saat itu. Jujurly, saya belum siap. Buat saya yang penakut, proses cabut gigi yang seperti itu membuat stres.

Singkat-cerita, dua minggu setelahnya saya operasi cabut gigi atau odontektomi dengan bius total. Berhubung dibius, ya tidak tahu prosesnya. Hanya saja melihat hasil gigi yang tercabut, gigi bungsu bawah berupa gigi yang dibelah menjadi 2. Sedangkan gigi bungsu atas berupa gigi yang berukuran lebih kecil.

Hasil cabut 2 gigi bungsu. Gigi yang mengalami impaksi dibelah dulu sebelum dicabut (Foto: Dokumentasi pribadi MomAbel)
Hasil cabut 2 gigi bungsu. Gigi yang mengalami impaksi dibelah dulu sebelum dicabut (Foto: Dokumentasi pribadi MomAbel)
Proses pemulihan pasca operasi gigi adalah seminggu. Rasanya nano-nano! Makan tidak enak dan susah. Pokoknya tidak mau lagi! Hahaha

Namun setelah pulih, saya tidak lagi merasakan nyeri rahang yang menjalar sampai telinga.

Jadi, gigi bungsu perlu dicabut atau tidak? Ya tergantung kondisi. Jika mengganggu dan menimbulkan keluhan seperti saya lebih baik dicabut.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun