Ambarawa, Salatiga, dan Semarang. Sudah banyak orang mengunjungi tempat ini. Akan tetapi, saya baru libur Lebaran tahun ini berkesempatan kesana.
Destinasi wisata Eling Bening sudah lama menjadi jujukan wisata di sekitarSekiranya jam 10.00 pagi kami tiba di Eling Bening. Cuaca waktu itu panas sekali (memang ada kenaikan suhu ekstrim pada hari-hari itu). Tapi ya sudah, daripada kami bengong di rumah. Saya mengajak Bapak dan kakak saya. Rencana awal hanya ingin makan sambil cuci mata.
Makan Siang dengan Pemandangan Indah
Sesuai tujuan kami, sesampainya di Eling Bening kami langsung mencari tempat duduk dan memesan makanan.
Awalnya kami memilih meja di bawah pohon rindang karena cuaca yang super-duper panas. Tapi kemudian kami pindah di area exotic view. Disinilah tempat paling top untuk makan. Eating with view istilah anak muda sekarang.
Siang itu sambil menyantap aneka makanan, kudapan, dan minum kelapa muda kami menikmati pemandangan yang ada. Langit biru menaungi deretan perbukitan, rawa Pening, dan area persawahan. Sungguh pemandangan yang eksoktik!
Angin semilir seolah menetralkan hawa panas yang ada. Kami pun betah berlama-lama duduk sambil ngobrol. Singkong goreng yang gurih dan renyah ikut membuat hati gembira.
Anak saya yang perempuan nyaman bermain gadget sambil bersandar di kursi. Duh, pokoknya semua malas gerak alias mager. Padahal orang-orang di sekitar pada asyik berfoto-ria. Kami malah asyik menikmati suasana yang lama-lama bikin mengantuk.
Pemandangan begitu rupawan. Sesekali terlihat kereta wisata Ambarawa-Tuntang melintas melewati area persawahan. Sungguh pemandangan yang menarik. Ternyata Eling Bening ini berada di tempat yang tinggi dan stategis dengan pemandangan yang top banget.
Spot Foto Cantik
Selain pemandangan, Eling Bening juga menarik pengunjung karena punya banyak spot foto cantik dan instagramabel. Ada perahu naga yang ikonik disini. Bisa jadi ada hubungannya dengan legenda Rawa Pening yaitu Baru Klinthing.
Sejenak setelah makan dan bersantai-ria, si Bungsu mengajak berenang. Dia berenang dengan papanya. Sedangkan saya memutuskan untuk berkeliling bersama kakak.
Banyak spot foto yang sayang untuk dilewatkan. Jadilah kami berdua berfoto bergantian di tengah terik matahari yang luar biasa menyengat. Sementara itu, si Sulung bersama Bapak dan ipar saya nglaras rasa sambil mengantuk.
Menyenangkan, tapi Harus Hati-hati!
Si Bungsu menikmati acara berenang bersama papanya. Tiket renang pun harga terjangkau, yakni 20 ribu per orang.
Ada perosotan dan kolam untuk anak. Sayangnya, jika diperhatikan kurang aman untuk anak bolak-balik bermain perosotan.Â
Dari kolam menuju perosotan tidak ada tangga naik. Begitu juga akses ke perosotan yang berada di perbatasan antara kolam anak dan dewasa. Bentuk pinggiran ini sangat riskan membuat anak terjatuh. Saya memutuskan untuk si Bungsu berenang saja dan tidak main perosotan.
Setelah memastikan si Bungsu aman, saya berkeliling kesana-sini. Kebiasaan saya untuk mengamati tempat wisata.
Yang perlu diperhatikan saat wisata disini adalah jika kita membawa anak-anak dan lansis. Sebaiknya ekstra hati-hati. Beberapa tangga tidak dilengkapi railing. Pun spot foto berjarak minim tanpa pagar, padahal di belakangnya jurang rumput.
Buat saya kondisi ini perlu diperhatikan oleh orang dewasa, apalagi anak-anak. Jangan sampai niat "healing-healing" bubar karena sesuatu hal yang tidak diinginkan. Bukankah better save than sorry?
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H