Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sore yang Basah di Gua Maria Pereng Salatiga

1 Mei 2023   07:00 Diperbarui: 1 Mei 2023   06:58 4847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sendang Panguripan (Foto : Dokpri MomAbel)

 

Bulan Mei bagi umat Katolik adalah bulan yang istimewa. Bulan Mei adalah bulan Maria. Di bulan ini umat merayakannya untuk menghormati Bunda Maria, ibu dari Yesus Kristus.

Umat Katolik dikenal sering berziarah dan berdoa di gua Maria di bulan Mei. Meskipun doa dan ziarah bisa dilakukan di bulan yang lain. Biasanya gua Maria lebih ramai pengunjung di bulan ini.

Di Indonesia banyak sekali gua Maria yang bisa diziarahi untuk berdoa. Salah satunya adalah Gua Maria Pereng yang ada di Salatiga. Saya menyempatkan untuk berkunjung saat liburan Lebaran kemarin.

Gua Maria Pereng

Libur Lebaran tahun ini, saya mengunjungi rumah orangtua di daerah Salatiga. Saya menyempatkan jalan-jalan ke daerah Kopeng yang notabene seperti puncak Bogor untuk orang Jakarta.

Dalam perjalanan, saya melihat petunjuk arah "Gua Maria Pereng". Tak ada yang kebetulan, saya memang ingin berziarah ke gua Maria dalam liburan ini. Akhirnya sore hari (24/4), saya dan keluarga pergi kesana untuk berdoa.

Gua Maria Pereng ini secara administrasi masuk wilayah kabupaten Semarang, tepatnya di Getasan. Hanya saja karena lokasi ini mudah dicapai dan dekat dengan kota Salatiga, banyak yang menyebut Gua Maria Pereng Salatiga.

Gua Maria Pereng disebut juga Gua Maria Bunda Ratu Surga. Oleh karena itu, pencarian di google maps bisa menggunakan nama Gua Maria Bunda Ratu Surga.

Lokasi gua Maria tak jauh dari jalan raya Salatiga-Kopeng. Dari jalan raya, hanya tinggal masuk sedikit sudah sampai di komplek gua yang luas.

Sore itu tak banyak mobil yang terlihat di parkiran. Begitu juga dengan deretan kios UMKM yang ada di seberangnya. Hanya 2 kios yang buka. Mungkin masih suasana Lebaran, jadi banyak yang pergi mengunjungi sanak-saudara.

Taman Doa yang Sejuk

Angin sore berbisik saat kami menapaki tangga turun menuju gua. Jalanan yang basah sehabis hujan membuat kami lebih hati-hati melangkah.

Tak lama kemudian kami sampai di pelataran gua. Tampak meja altar di sisi kiri atas, sedangkan gua Maria ada di sebelahnya.

Gua Maria Pereng Salatiga (Foto : Dokpri MomAbel)
Gua Maria Pereng Salatiga (Foto : Dokpri MomAbel)
Pelataran dilengkapi dengan tenda peneduh. Sepertinya sering diadakan misa disini. Bangku-bangku kecil tampak di beberapa sudut.

Kami langsung menuju di depan gua untuk menyalankan lilin dan berdoa bersama. Anak-anak menurut dan mau berdoa karena dari awal saya katakan bahwa salah satu ujud doa adalah untuk kelancaran ujian akhir mereka, terutama Si Sulung.

Lilin-lilin doa yang tetap menyala (Foto : Dokpri MomAbel)
Lilin-lilin doa yang tetap menyala (Foto : Dokpri MomAbel)
Saat kami mendaraskan doa bersama, lilin-lilin terlihat indah bercahaya. Pun dengan patung Bunda Maria yang cantik dan anggun. Semua membuat kami bisa berkonsentrasi untuk berdoa dan melihat kebaikan Tuhan.

Sebagai umat Katolik, kami tidak menyembah patung. Kami hanya menyembah Allah. Pun kami tidak berdoa kepada Bunda Maria. 

Bunda Maria adalah pendoa bagi anak-anakNya. Di adalah sosok istimewa yang berperan besar dalam karya penyelamat yang dilakukan oleh Yesus, putraNya.

Karenanya, sebagai "anak" kami memohon kepada Sang Bunda untuk mendoakan. Memang pemahaman yang seperti ini seringkali disalahartikan dan disalahpahami. Tak heran banyak yang mengira umat Katolik ke gua Maria untuk berdoa kepada patung.

Ohya, jika ingin melakukan ibadah Jalan Salib bisa dimulai dari gereja yang ada di bawah. Kurang lebih 200 meter sebelum belokan menuju jalan masuk parkir.

Jalan Salib disini mengingatkan saya dengan Gua Maria Bukit Kanada Rangkas Bitung. Jadi, benar-benar menaiki semacam bukit kecil.

 Pemberhentian Yesus Disalibkan (Foto : Dokpri MomAbel)
 Pemberhentian Yesus Disalibkan (Foto : Dokpri MomAbel)
Sendang Penguripan

Ketika kami di pelataran doa, seorang staf keamanan berjalan turun dan memberi tahu kami bahwa jika ingin ambil air di bawah. Ya, di bawah ada mata air alami yang sudah diberkati yaitu sendang Panguripan.

Usai berdoa kami pun menuju kesana. Hanya ada satu keluarga yang sedang mengambil air. Setelah itu giliran kami. Anak-anak berebut mengambil air yang sudah dialirkan ke deretan kran-kran.

Sendang Panguripan (Foto : Dokpri MomAbel)
Sendang Panguripan (Foto : Dokpri MomAbel)
Saya mengintip pintu yang ada di sisi kanan. Ternyata ini adalah sumber mata air sendang. Air sendang mengalir deras. Mungkin karena siangnya hujan deras sehingga air berlimpah.

Di sore yang basah itu, kami berempat mencuci tangan dan muka dengan air sendang. Duh segar! Muka terasa adem. Anak-anak pun senang merasakan kesegaran air alami yang sudah diberkati tersebut.

Wajah ceria usai berdoa (Foto : Dokpri MomAbel)
Wajah ceria usai berdoa (Foto : Dokpri MomAbel)
Usai dari sendang, kami memutuskan untuk kembali. Menapaki tangga naik menuju parkiran terasa syahdu.
Udara yang sejuk mengalir di antara bebungaan dan tanaman di sekitar gua. Hati kami ikut tenang dan damai.

Sebagai orangtua, kami banyak kurangnya. Dengan mengajak anak-anak ke Gua Maria untuk berdoa setidaknya akan ada jejak rasa damai di hati anak-anak. Tuhan hanya sejauh doa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun