Singkat cerita saya tunggu hingga 5 tahun. Setelah itu akan saya cairkan. Tentu saja sambil memantau harga per unit. Ealah, ternyata susahnya seperti keluar dari lubang jarum!
Akhirnya Keluar Dengan "Berdarah-darah"
Setelah 5 tahun, saya ambil ancang-ancang untuk mencairkan. Begitu harga unit "bagus" langsung saya ajukan pencairan.
Saya tunggu lama kok tidak diproses. Ternyata berkas dikembalikan HANYA gegara tanda tangan yang "katanya" tidak sama. Itupun dikirim ke rumah saya di Cibubur. Hmmm...
Saya merasa seperti dipersulit mencairkan dana unitlink ini. Waktu ditelepon juga tidak tersirat enak untuk kerjasama. Saya lupa tepatnya bagaimana, tapi akhirnya suami saya yang maju membereskannya.
Inilah yang seringkali mengecewakan dari asuransi. Saat ingin menggaet nasabah mereka sangat manis, tapi saat nasabah ingin berhenti langsung asam!
Kembali ke masalah unitlink saya. Pada akhirnya bisa saya cairkan setelah lebih 6 tahun. Posisi saya tidak rugi dan tidak untung. Impas!
Pelajaran Berharga dari Unitlink
Setiap peristiwa selalu memberikan kita pelajaran berharga. Inilah pelajaran finansial yang saya dapatkan dari kejadian terjebak unitlink:
1. Unitlink tidak maksimal dan merugikan
Gembar-gembor marketing selalu mengatakan unitlink ini asuransi sekaligus investasi. Atau asuransi tapi bisa diambil kembali.
Tapi menurut pendapat beberapa financial planner yang saya baca-baca dari Twitter, unitlink tidak akan maksimal sebagai sarana investasi. Pun sebagai asuransi, benefit yang didapat juga tidak maksimal.
Dalam kasus saya, asuransi hanya mengcover rawat inap sebesar 250-500 ribu per hari. Sebagai investasi, hasil yang didapat selain fluktuatif juga tidak sebesar investasi seperti biasanya. Ini belum dipotong biaya administrasi bulanan.
Saran dari financial planner, sebaiknya memisahkan investasi dari asuransi. Jika ingin asuransi sebaiknya beli asuransi murni. Atau jika mau investasi ya investasi saja.