Awalnya endoskopi terkesan menakutkan bagi saya karena sejak pandemi dilakukan di ruang operasi. Siapa sih yang tidak jeri dengan ruangan itu? Hehe
Sebenarnya ada dua pilihan, pasien bisa ikut melihat (anestesi lokal) atau tidur (anestesi sedasi).
Endoskopi pada dasarnya memasukkan selang atau scope berkamera ke dalam saluran pencernaan, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, hingga usus dua belas jari. Kamera terhubung dengan monitor sehingga kondisi organ di dalam bisa terlihat jelas.
Berhubung saya memilih dengan anestesi sedasi, jadi tidak merasakan apa-apa. Kata susternya, "Santai saja, bobo cantik." Proses endoskopi juga cepat. Setelahnya, saya juga tidak merasa sakit atau tidak nyaman.
Ah, lega rasanya. Sekarang bisa dikatakan saya bebas dari sakit lambung. Hikmah dari sakit maag adalah harus makan teratur, mengurangi diet asam dan pedas, dan mengusahakan untuk tidak telat atau malas makan.
Teman-teman, adakah yang punya sakit maag? Jika tak kunjung sembuh, sebaiknya dipertimbangkan untuk endoskopi ya. Tentunya sembari mengubah pola makan teratur dan diet yang sehat. Salam sehat selalu!
Disclaimer : Artikel ini hanya sepenggal cerita dan pengalaman sebagai pasien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H