Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Malaikat di Sekitar Kita (Bagian 1)

28 Februari 2022   06:00 Diperbarui: 28 Februari 2022   06:02 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu saya berkemas secepat kilat. Memasukkan baju-baju si Bungsu dan baju-baju saya, handuk, obat-obatan, beberapa mainan, makanan dan minuman, serta 2 buah bedcover yang masih terbungkus plastik binatu. Rasanya sudah tak karuan karena saya tahu demam si Bungsu kali ini sangat tinggi.

Baca juga : Hati-hati Balita Rawan Tertular Covid-19

Sepanjang perjalanan hanya bisa berdoa sambil mengusap si Bungsu yang terkulai. Yakinlah dalam kondisi seperti itu, ingin rasanya terbang dan cepat sampai.

Begitu sampai di depan IGD, tak tampak keramaian. Hanya staf administrasi dan satu orang sekuriti. Kami dipersilahkan masuk. 

Entahlah, saya merasa ada ketenangan. Mungkin karena sudah sampai di tempat dimana akan ada pertolongan. Perawat dan dokter sigap menyambut kami.

Saya tak mampu membedakan para nakes ini. Mereka mengenakan APD yang membuat susah untuk dikenali. Mungkin beberapa tak asing karena memang rumah sakit ini langganan keluarga kami.

Semua nakes menggunakan APD lengkap dengan masker respirator yang menurut saya mirip robot mainan si Bungsu. 

Ya, saya sadar masa ini adalah pandemi dan keluarga saya sedang mendapat "giliran" covid-19 ini. Mereka, para nakes, adalah garda terdepan menghadapi pasien.

Galau karena si Bungsu yang aktif

Awalnya si Bungsu diminta tidur di tempat tidur untuk diperiksa. Namun dia menolak dan tidak mau berbaring. Sepertinya dia tahu akan dicek suhu dan sebagainya. Dia tidak mau.

Sebagai ibu, feeling saya tak salah. Dia pasti akan memberontak, apalagi jika dipasang infus. Benar saja, untuk tes usap saja setengah mati memaksa dengan memegangi tangan dan kaki.

Setelah dipastikan akan rawat inap, maka si Bungsu harus foto rontgen toraks. Dia tidak mau tidur di bed. Jadilah, saya menggendong menuju ke ruang radiologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun