Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meresapi Falsafah Jawa "Wang-Sinawang"

21 Februari 2022   06:30 Diperbarui: 21 Februari 2022   06:35 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meresapi falsafah Jawa "wang-sinawang" (Foto ilustrasi : pixabay.com)

Setelah itu saya belajar meresapi falsafah Jawa "wang-sinawang". Untuk apa kita menjadi "panas" dan tidak damai sejahtera hanya karena omongan orang yang pamer. Bukankah semua itu wang-sinawang? Belum tentu dengan segala pencapaian, seseorang lalu bahagia sepenuhnya dan menjadi sempurna tanpa konflik.

Toh bisa jadi yang terlihat sangat "wow", tapi apa iya dia bebas dari masalah, tekanan hidup, atau beban hidup? Bisa jadi punya masalah dengan kesehatan atau mungkin juga rumah tangga. Mungkin saja, kan? Saya percaya sepanjang manusia hidup di dunia ini pasti punya masalah, baik masalah besar atau masalah kecil.

Berangkat dari hal tersebut, akhirnya saya santai saja. Mau orang nyinyir saya ibu rumah tangga yang tidak bantu suami cari uang, sarjana tapi ujung-ujungnya di dapur, atau tidak ini dan itu... Hmmm... Sudahlah. I'm worthy enough! Saya tetap merasa berharga dan bahagia dengan apa yang ada. Wong hidup itu wang-sinawang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun