Setelah itu saya belajar meresapi falsafah Jawa "wang-sinawang". Untuk apa kita menjadi "panas" dan tidak damai sejahtera hanya karena omongan orang yang pamer. Bukankah semua itu wang-sinawang? Belum tentu dengan segala pencapaian, seseorang lalu bahagia sepenuhnya dan menjadi sempurna tanpa konflik.
Toh bisa jadi yang terlihat sangat "wow", tapi apa iya dia bebas dari masalah, tekanan hidup, atau beban hidup? Bisa jadi punya masalah dengan kesehatan atau mungkin juga rumah tangga. Mungkin saja, kan? Saya percaya sepanjang manusia hidup di dunia ini pasti punya masalah, baik masalah besar atau masalah kecil.
Berangkat dari hal tersebut, akhirnya saya santai saja. Mau orang nyinyir saya ibu rumah tangga yang tidak bantu suami cari uang, sarjana tapi ujung-ujungnya di dapur, atau tidak ini dan itu... Hmmm... Sudahlah. I'm worthy enough! Saya tetap merasa berharga dan bahagia dengan apa yang ada. Wong hidup itu wang-sinawang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H