Sejak pandemi, investasi saham makin seksi! Banyak yang meliriknya. Berbagai tawaran trading bermunculan.
Saya pun beberapa kali mendapat tawaran serupa dari teman dan kenalan. Rata-rata adalah trading dengan robot. Ada yang bebas biaya robot, ada juga yang kena biaya. Sebatas itu yang saya dengar.
Tentunya mereka menawarkan keuntungan yang menggiurkan. Katanya konsisten tiap bulan dan minimal profit katakanlah x persen. Uh...mantap sekali!
Saya menolak halus meskipun tidak tahu dengan pasti skema bisnis yang dipakai. Bagi saya janggal karena hal berikut ini:
- profit konsisten yang sebenarnya mencurigakan dalam investasi saham atau forex
- memakai robot dan membayar biaya robot
- kantor tidak jelas dan sejauh aplikasi
- logika ibu-ibu : jika yang bersangkutan untung besar, kenapa harus mengajak orang lain dan harus merekrut anggota? Skema ponzi kah?
- tidak perlu belajar tapi bisa kaya. Beda tipis dengan babi ngepet dong
- tidak jelas legalitasnya. Prinsip saya, syarat minimal saat investasi harus terdaftar di OJK.
Memang ada yang mengatakan saya ini bodoh. Uang dianggurin dan tidak membuat uang bekerja sendiri dengan trading robot.
Tapi bagi saya tidak masalah. Saya tidak akan terjun ke bisnis yang tidak jelas dan asal untung. Jika trading saham tersebut ternyata judi alias money game, bagaimana? Atau jika ternyata menggunakan skema ponzi, bukankah ada "korban" meskipun kita untung? Bagi saya pribadi, ada tanggung jawab moral.
Dalam hal saham, menurut saya akan lebih baik seseorang belajar dan pahami dulu baru kemudian investasi.Â
Masalah untuk menjadi kaya, saya setuju dengan slogan pak Jokowi, "kerja... kerja... kerja...!" Maksudnya belajar saham yang benar dong! Hehehe
Hanya secuil pemikiran ibu rumah tangga. Sekian dan semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H