KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Biasanya kita sebut dengan istilah "efek samping".
Secara umum, harus diakui bahwa di sekitar kita masih banyak orang yang ragu atau takut untuk vaksinasi. Salah satu alasannya adalah takut denganKIPI adalah gejala medis yang dapat terjadi setelah vaksinasi/imunisasi yang diduga terkait dengan vaksinasi/imunisasi yang diberikan (Baca : disini).Â
Dengan demikian, KIPI ini sifatnya personal, tergantung kondisi masing-masing orang, dan bisa jadi tidak sama. Bahkan bisa juga setelah vaksin tak terjadi apa-apa atau tanpa KIPI. Ini terjadi pada vaksin dosis pertama anak saya.
Baca juga : Vaksin Covid-19 untuk Anak, Aman-aman Saja!
KIPI bisa bersifat ringan dan bersifat berat. Karenanya, sebelum vaksin sebaiknya kita dalam kondisi tubuh yang sehat dan sesuai persyaratan yang diwajibkan. Begitu juga saya skrining dan wawancara, berikan jawaban yang jujur dan sebenarnya.
Vaksin Covid-19 Booster dan KIPI
Hari Sabtu lalu (29/1) saya mengikuti vaksinasi covid-19 yang ketiga atau booster. Syukur semua lancar meskipun ada drama-drama.
Baca juga : Vaksinasi Booster yang Penuh Drama
Vaksin yang saya dapat adalah AstraZeneca Covid-19. Saya memang tidak memilih jenis vaksin. Apa yang tersedia di puskesmas saja.
Berhubung saya vaksin dosis pertama dan kedua adalah Sinovac, maka tak ada masalah jika untuk booster adalah AstraZeneca setengah dosis (0.25 ml). (Lagipula gratis ya, tak perlu juga pilih-pilih hehehe).
Sebelum saya vaksin, sempat ada obrolan mengenai KIPI vaksin booster di grup perpesanan teman kuliah. Beberapa teman mendapat vaksin booster dari Pfizer dan ada juga Moderna.
Sebagai ibu-ibu, kekuatiran itu bukan pada sakit karena KIPI. Sepanjang masih bisa mengurus anak, KIPI tidak masalah. Syukurnya, saya vaksin di hari Sabtu (29/1) dan anak-anak libur sampai hari Selasa (1/2). Jadi, kekuatiran sedikit berkurang karena banyak waktu untuk istirahat.
KIPI Skala Ringan
Setelah tiga hari pasca vaksin AstraZeneca Covid-19, saya simpulkan yang terjadi pada saya bersifat KIPI ringan saja. Ringan bagi saya karena meskipun terjadi beberapa efek yang tidak nyaman namun masih bisa beraktivitas.
Baca juga : Tak Perlu Takut Vaksin Covid-19, Ini Efek Samping yang Saya Rasakan
Hari pertama setelah vaksin, saya merasa agak pusing dan nggeliyeng. Badan terasa lemah dan paling enak tidur. Agak sore sedikit suhu badan mulai naik tapi tak sampai demam. Karenanya, saya langsung minum parasetamol. Malamnya tidur seperti biasa.
Hari kedua, saya hanya merasakan sakit kepala. Kali ini sedikit berat seperti cenut-cenut. Bekas suntikan terasa nyeri, pegal, dan paling terasa saat menggerakkan lengan keatas.
Menurut saya, hari kedua ini yang paling tidak nyaman. Sakit kepalanya tidak hilang meskipun minum parasetamol. Selain sakit kepala juga mual dan mulas. Rasanya seperti eneg dan ingin muntah.
Hari ketiga, saya tiba-tiba diare di pagi hari. Perut mulas hingga tiga kali bolak-balik ke kamar mandi. Saya tidak tahu pasti apakah ini karena vaksinasi atau bukan. Namun dari literatur, vaksin astrazeneca bisa juga berefek samping diare.
Anehnya, tak lama setelah itu saya merasa biasa saja. Semua rasa tidak nyaman seketika lenyap. Bahkan bekas suntikan pun tidak lagi nyeri. Jadi, siang di hari ketiga saya sudah seperti biasa. Meskipun rasanya seperti lelah.
Nah, hari keempat dan kelima lebih pada sakit kepala yang cenut-cenut. Kalau sudah begitu, timbul rasa sedikit mual. Tidak segitunya juga (bagu saya seperti skor 2-3 dari skala 10), hanya tidak nyaman. Yang penting masih bisa beraktivitas meski tidak maksimal.
KIPI vs Manfaat Vaksin
Sebenarnya, KIPI sekaligus menjadi bukti bahwa tubuh kita merespon vaksin yang masuk. Tubuh akan membentuk kekebalan berupa antibodi untuk melawan penyakit.
Memang pasca vaksinasi itu tidak nyaman, tapi jika melihat manfaatnya, bukankah jauh lebih besar manfaatnya?
Baca juga : Senangnya Sudah Selesai Vaksin Covid-19 yang Kedua
Masih teringat saat mendengar langsung cerita saudara yang terkena covid-19 varian delta kemarin.Â
Kata saudara saya, sakit karena KIPI atau efek samping vaksin itu tidak seberapa dibanding sakit karena covid-19. Saat terkena covid-19, tubuh ngilu, remuk, dan sakit seperti disilet-silet. Hmmm... lebih baik divaksin dong!
Yang terpenting adalah jika terjadi efek samping atau KIPI kita harus tenang dan tidak panik. Misalnya, jika demam segera minum obat.Â
Atau jika bekas suntikan nyeri dan pegal, bisa dikompres dengan air hangat. Kecuali jika KIPI yang terjadi berat dan sangat menyakitkan, bisa konsultasi ke dokter atau langsung ke rumah sakit.
Setelah vaksin booster ini, saya juga lebih tenang. Sekarang ini covid-19, terutama varian omicron mulai merebak. Di daerah tempat saya tinggal, sudah ada beberapa keluarga yang terkena dan termasuk anak-anak. Bukan hanya itu, di kantor dan sekolah juga mulai muncul satu per satu.
Meskipun saya merasakan beberapa efek samping atau KIPI, setidaknya saya memupuk harapan bahwa pandemi ini akan berakhir. Vaksinasi adalah salah satu usaha terbaik yang bisa kita lakukan sekarang ini.
Sekian dan semoga bermanfaat. Tetap semangat! Salam sehat selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H