Sebagai ibu-ibu, kekuatiran itu bukan pada sakit karena KIPI. Sepanjang masih bisa mengurus anak, KIPI tidak masalah. Syukurnya, saya vaksin di hari Sabtu (29/1) dan anak-anak libur sampai hari Selasa (1/2). Jadi, kekuatiran sedikit berkurang karena banyak waktu untuk istirahat.
KIPI Skala Ringan
Setelah tiga hari pasca vaksin AstraZeneca Covid-19, saya simpulkan yang terjadi pada saya bersifat KIPI ringan saja. Ringan bagi saya karena meskipun terjadi beberapa efek yang tidak nyaman namun masih bisa beraktivitas.
Baca juga : Tak Perlu Takut Vaksin Covid-19, Ini Efek Samping yang Saya Rasakan
Hari pertama setelah vaksin, saya merasa agak pusing dan nggeliyeng. Badan terasa lemah dan paling enak tidur. Agak sore sedikit suhu badan mulai naik tapi tak sampai demam. Karenanya, saya langsung minum parasetamol. Malamnya tidur seperti biasa.
Hari kedua, saya hanya merasakan sakit kepala. Kali ini sedikit berat seperti cenut-cenut. Bekas suntikan terasa nyeri, pegal, dan paling terasa saat menggerakkan lengan keatas.
Menurut saya, hari kedua ini yang paling tidak nyaman. Sakit kepalanya tidak hilang meskipun minum parasetamol. Selain sakit kepala juga mual dan mulas. Rasanya seperti eneg dan ingin muntah.
Hari ketiga, saya tiba-tiba diare di pagi hari. Perut mulas hingga tiga kali bolak-balik ke kamar mandi. Saya tidak tahu pasti apakah ini karena vaksinasi atau bukan. Namun dari literatur, vaksin astrazeneca bisa juga berefek samping diare.
Anehnya, tak lama setelah itu saya merasa biasa saja. Semua rasa tidak nyaman seketika lenyap. Bahkan bekas suntikan pun tidak lagi nyeri. Jadi, siang di hari ketiga saya sudah seperti biasa. Meskipun rasanya seperti lelah.
Nah, hari keempat dan kelima lebih pada sakit kepala yang cenut-cenut. Kalau sudah begitu, timbul rasa sedikit mual. Tidak segitunya juga (bagu saya seperti skor 2-3 dari skala 10), hanya tidak nyaman. Yang penting masih bisa beraktivitas meski tidak maksimal.
KIPI vs Manfaat Vaksin