"Oh, jadi masih ada drama lanjutan tadi?" timpal suami keheranan.
Oalah, demi vaksin booster "drama"nya lengkap sekali! Berbeda pada vaksin dosis pertama dan kedua, si Bungsu dulu tidak rewel dan posesif. Kali ini full drama!
Entah, semenjak November tahun lalu mulai posesif kepada saya (tidak dengan kakak dan papanya). Pokoknya saya tidak boleh disentuh dan diapa-apakan orang lain. Bahkan untuk potong rambut di salon juga tidak boleh.
Begitu juga saat saya periksa dokter, saya sampai merasa tak enak dengan dokter dan perawat di rumah sakit. Karena itu, saat saya rawat inap dan operasi saya pergi saat dia masih tidur.
Hmmm... yang penting sudah beres. Saya sudah lega. Saat jalan pulang, saya tanya kenapa Mama tidak boleh divaksin. Jawab si Bungsu, "I dont know... I dont understand... Kakak boleh vaksin, papa boleh, but Mama tidak boleh!"
Ah, padahal jujurly saya ingin loh kayak rang-orang yang punya foto lagi divaksin! Hahaha...
Hmmm, rumput tetangga memang selalu lebih hijau. Biarkan saja, toh bisa jadi punya kita malah banyak bunga (dan juga drama-drama keluarga). Hehehe
Lalu saya ingat lagu Raisa yang ditulis untuk anaknya : Jangan Cepat Berlalu.
 "Tak 'kan ada peringatan. Namun suatu hari nanti akan jadi terakhir dia membutuhkanmu..."
Ah, nikmati saja setiap drama yang ada. Bukankah ada cinta disana?