Lalu saya pikir lebih baik suami saja yang pergi untuk vaksin. Saya bisa minggu depan. Eh, baru berkata seperti itu anak-anak bangun. Ya sudah, kita putuskan vaksin saja dan anak-anak diajak.
"Drama" Lanjutan
Baru keluar rumah menuju puskesmas, si Bungsu sudah merengek minta mainan. Hadeh... Ya daripada rewel, kita "suap" dengan membeli mainan di minimarket (contoh tidak baik, jangan ditiru hehe).
Hmmm... tarik nafas! Sabarrr... kalau sudah begini sering terbesit mengapa saya keras kepala untuk tidak memakai jasa pengasuh. Saat seperti ini akan sangat membantu sekali. Mungkin benar kata suami bahwa saya ini "cari susah sendiri".
Ya sudahlah, life must go on... Masuk ke area kantor kecamatan, ternyata sepi dan tak banyak kendaraan terparkir. Saya sedikit tenang. Tempat vaksin masih di lapangan futsal seperti dulu.
Sampai parkiran, ingin saya seperti dulu : anak-anak menunggu di mobil saja. Si Sulung sudah oke. Baru juga turun dari mobil, si Bungsu merengek lagi. "Mau sama Mama!" Aduh... alamat drama berlanjut ini.
"Drama" semakin seru
Berhubung si Bungsu ikut, demi menjaga suasana kondusif maka kami "sogok" lagi dengan ponsel. Dia bisa menonton film di netflix.
Hmmm... parenting yang ideal sepertinya tidak ada ya? Hahaha... Yang penting ada justifikasinya, yaitu vaksinasi booster ini dalam rangka melindungi dia juga yang belum bisa divaksin. Hehehe
Oke sip. Sampai di lokasi semua lancar, antrian sedikit sekali, dan semua petugas ramah. Jadilah kami mengantri dengan duduk di kursi bakso (sayang nggak ada baksonya! ).
Tiap kali antrian bergerak, kami berpindah tempat duduk ke depan. Si Bungsu masih asyik dengan ponsel. Saya tenang dong.
Namun begitu suami sampai di antrian paling depan, si Bungsu langsung menyerahkan ponsel dan mengatakan, "Ayo kita kelual (keluar)!". Hmmm... dia sudah paham bahwa giliran saya tiba. Duh, pinter sekali dia!