Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar dari "Layangan Putus", Kenali Tanda-tanda Pasangan Selingkuh

10 Januari 2022   07:00 Diperbarui: 11 Januari 2022   01:55 4931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan adegan dalam serial Layangan Putus.| Sumber: MD Entertainment via Kompas.com

Adakah yang mengikuti serial Layangan Putus? Saya dong. Saya sampai sibuk dan lupa tidak menulis di Kompasiana hehehe. Nggak ding!

Sebenarnya saya tidak suka serial apalagi bertema perselingkuhan. Rasanya lebih banyak efek emosi negatif untuk orang seperti saya -- yang katanya "high sensitive people".

Lalu kenapa saya malah nonton? Hmmm... jujur saja saya tertarik dengan semua film yang diperankan Reza Rahadian. Saking penasarannya seperti apa Reza main serial ini, saya pasang aplikasi dan berlanggananVIP yang memutar serial Layangan Putus.

Tapi tak mengecewakan kok. Serial ini bagus dan tidak berlebihan seperti sinetron. Jadilah sekarang ini tiap hari Jumat dan Sabtu sore saya rajin cek dan ricek. Hahaha

Nah, dari hasil menonton serial itu, saya berusaha menarik benang Layangan Putus ini supaya bisa jadi pelajaran kecil-kecilan secara santai dan tidak emosi.

Tentu saja ini berdasar logika dan pengalaman yang saya amati dari serial ini. Bisa benar namun bisa juga salah. Namanya rumah tangga itu rumit, kalau sederhana itu rumah makan! Ya nggak?

Hmm.. menurut saya setidaknya, sebagai pasangan kita mengenali "rambu-rambu" kapan harus curiga. Akan konyol juga kalau sedikit-sedikit cemburu dan curiga, bisa membuat gerah pasangan.

Serial Layangan Putus (Foto : tangyar dan cropping dari aplikasi We TV)
Serial Layangan Putus (Foto : tangyar dan cropping dari aplikasi We TV)

Nah, belajar dari Layangan Putus lima hal ini bisa menjadi tanda pasangan mulai mendua alias selingkuh:

1. Tidak dekat dengan anak

Orang yang berselingkuh itu rata-rata menjaga jarak dengan anak baik sengaja ataupun tanpa sengaja. Anak pun merasa tidak nyaman dengannya.

Dalam film ini, Raya menjadi tidak sedekat sebelum papip Aris "bermain" dengan Lydia. Begitu juga dengan Brandon, meski mami Miranda sering mengantar ke sekolah tapi Brandon seolah berjarak dengan maminya karena maminya punya pria idaman lain.

Memang ini tidak berlaku mutlak untuk semua kasus. Mungkin ada juga tipe bapak-bapak yang tidak terlalu dekat dengan anak. Namun, rasanya kok aneh jika seorang ayah kerja keras tapi tidak mau meluangkan waktu bermain bersama anak.

Bagi saya pribadi, kesibukan di kantor bukan alasan tidak ada waktu untuk anak. Apalagi selevel CEO atau direktur, bukankah semua bisa diatur dan dikoordinasikan?

Hari gini bisa kok liburan sambil kerja. Saya dan keluarga sering staycation di hotel. Anak-anak bermain, papanya masih bisa sambil meeting 1-2 jam untuk urusan kantor. Bahkan sering juga anak-anak makan malam ditemani papanya yang telecon.

Karena alasan inilah, saya justru senang jika anak-anak lebih dekat dengan papanya. Sesuatu yang selalu saya syukuri dan tak perlu berkecil hati.

Baca juga : Berbahagialah Ibu Jika Anak Perempuanmu Lebih Dekat dengan Ayahnya

2. Lekat pada ponsel

Di zaman sekarang, rahasia seseorang terletak pada alat komunikasi bernama ponsel. Jika menonton serial Layangan Putus, pasti ingat adegan di mana Aris seperti lekat dengan ponselnya. Aris sangat was-was kalau Kinan memegang ponselnya.

Memang ada garis kecil dalam sebuah hubungan yang bernama "privasi". Tapi bagaimana untuk sebuah rumah tangga? Hmmm... sepertinya susah-susah gampang. Tapi jika memang tidak ada yang dirahasiakan, ponsel bukan barang yang harus dijaga setiap waktu dari pasangan kan?

Dalam serial ini juga, rahasia perselingkuhan berhasil terkuak dari ponsel. Dari nama Lidya yang disamarkan menjadi Jack Office. Kalau diperhatikan, sejak berselingkuh Aris seperti ingin "mengeloni" ponselnya ke mana-mana.

Lalu bagaimana baiknya menyikapi masalah ponsel pasangan? 

Hmmm... beda orang beda kesepakatan. Saya merasa beruntung sih suami membebaskan saya membuka ponselnya. Pokoknya, kalau ponsel sudah tidak boleh dipegang istri dan anak, hmmm... tanda-tanda! Hihihi

3. Banyak alasan

Orang berselingkuh itu sama dengan orang yang tidak jujur. Untuk menutupi ketidakjujuran dengan cara memberikan alasan-alasan. Seringnya tidak masuk akal. Pokoknya ngeselin kayak Aris itu! Hahaha

Namun biasanya seorang istri tahu mana alasan yang "apa adanya" dengan yang "ada apanya". Lama-lama pasti terbaca pola ketidakjujuran ini. Jangan dipikir istri itu bodoh dan bisa dibodoh-bodohi. Kinan itu ibu rumah tangga tapi dia juga dokter loh!

Bersembunyi di balik alasan-alasan yang tak masuk akal sama saja dengan berbohong. Satu kebohongan akan diikuti oleh kebohongan lain yang tak ada selesainya. Tak menutup kemungkinan suatu saat dia akan terjungkal karena kebohongannya sendiri.

4. Menjauh dari teman

Tidak hanya keluarga, orang yang berselingkuh juga menjauh dari teman. Sama seperti orang jatuh cinta, maunya ketemu terus dengan pacar. Aris pun begitu, pelan-pelan mulai meninggalkan teman-temannya

Sebagai istri, biasanya suami pergi dengan siapa asal teman yang dikenal itu sudah cukup aman. Tapi kalau tak tahu pergi ke mana dan dengan siapa, wah patut curiga! Hahaha

5. Tak lagi perhatian

Sesibuk apapun, sebagai pasangan pasti kita saling perhatian. Pasti ada saatnya saling menanyakan keadaan, baik keadaan masing-masing, anak, dan atau pekerjaan.

Aris dalam serial ini setelah kenal Lydia tak lagi fokus pada Kinan dan Raya. Juga kepada bayi yang masih dikandung istrinya. Sungguh menyedihkan! Perselingkuhan terjadi saat istri hamil.

Saya kira Kinan sendiri merasakan perubahan suaminya yang tak seintens dulu perhatiannya. Bahkan untuk mengantar periksa kehamilan, Aris sok sibuk. Waktu Aris banyak dihabiskan bersama Lydia.

Belajar dari sini, saya jadi mensyukuri perhatian pasangan. Meskipun jika telepon atau mengirim pesan menanyakan anaknya (dan bukan saya hahaha..).

"Anak-anak gimana hari ini? Tadi makan apa mereka?" Bagi saya, itu pertanda "aman" karena meskipun di kantor masih ingat anaknya. Pikiran dan perhatiannya masih kepada keluarga.

Peka dan Waspada pada Perubahan Sikap Pasangan

Memang kelima hal di atas terlihat sepele dan kecil, tapi bisa jadi "rambu-rambu" apakah sebagai pasangan kita ada pada lampu hijau, merah, atau kuning. Kapan kita dalam kondisi aman dan nyaman, kapan harus berhati-hati, dan kapan kita benar-benar berhenti supaya tidak terlalu jauh masalahnya.

Hmmmm.... Hal merawat pernikahan itu tidak mudah. Apalagi jika sudah melibatkan perasaan, cinta, dan harta. 

Ya ibarat layangan putus, dikejar juga tidak tahu jatuhnya ke mana tapi kalau dibiarkan pergi juga sedihnya setengah mati. Pokoknya angel wes angel!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun