Membicarakan dunia arwah sejatinya adalah perkara yang tidak mudah. Dunia tersebut berbeda dengan dunia kita. Ada juga yang mengatakan berbeda dimensi.
Manusia terdiri dari tubuh jasmani dan roh, sedangkan arwah adalah roh yang tak bisa kita lihat. Disinilah awal mula sebuah perbedaan pendapat mengenai keberadaan mereka.
Ada yang yakin ada dan hidup berdampingan dengan kita, namun ada juga yang mengatakan tidak ada. Semua berpulang ke diri masing-masing orang.
Alam "Antara" dan Arwah Gentayangan
Dalam iman Protestan, arwah orang meninggal diyakini langsung kembali kepada Allah. Apakah ditentukan untuk binasa atau untuk hidup dalam kekekalan abadi.
Iman Protestan meyakini tak ada lagi "alam antara" untuk arwah. Jika seseorang sampai melihat yang tak kasat mata, itu adalah roh jahat/iblis/setan.
Sedangkan menurut iman Katolik, arwah orang meninggal diyakini akan masuk ke dalam neraka kebinasaan atau menuju dalam terang surga dengan atau tanpa melalui api penyucian.
Berhubung saya menganut Katolik, maka saya belajar sesuai iman Katolik. Tapi mohon dipahami bahwa tulisan ini tidak dimaksudkan untuk "mengkatolikkan" pembaca.
Terlebih catatan ini saya tulis sependek yang saya tahu sebagai awam. Catatan ini akan lebih berkaitan dengan "alam antara" dan arwah gentayangan.
Dari yang saya tangkap lewat tayangan youtube dari beberapa pastor atau romo, ada perbedaan pandangan yang menarik untuk dikulik.
Pertama. Ada pandangan bahwa menurut iman Katolik dan sesuai KGK (Katekismus Gereja Katolik), arwah gentayangan itu tidak ada. Penjelasannya adalah ketika manusia mati maka "nasib" rohnya sudah ditentukan dan tak lagi gentayangan menjadi hantu.
Arwah akan masuk ke dalam tempat penantian dan atau api penyucian dimana tempat ini adalah wilayah rahmat Allah. Hanya orang kudus yang akan langsung menuju kekekalan bersama Allah di Surga.
Saya pernah menanyakan ke seorang pastor, arwah gentayangan adalah roh jahat/iblis/setan yang menyamar dengan berbagai rupa. Bisa jadi menyerupai orang yang kita kenal kita kenal atau keluarga. Ingat, iblis adalah bapa segala pendusta!
Pun dengan orang yang mempunyai kemampuan untuk melihat "dunia lain" tersebut. Dikatakan itu adalah kutuk yang harus dilepaskan. Ada kemungkinan nenek moyangnya melakukan okultisme (penyembahan berhala) sehingga menurun pada keturunannya.
Kedua. Dari tayangan youtube juga, dari seorang pastor yang melayani doa pelepasan (sekarang sudah almarhum). Disini pastor berbicara berdasar pengalaman pelayanan beliau berpuluh-puluh tahun.
Beliau mempunyai kharisma untuk mengetahui hal-hal yang tak kasat mata. Seorang pendoa yang kuat dan disiplin (ini berdasar kesaksian rekan-rekannya).
Menurut pengalaman pastor ini, setelah meninggal arwah bisa saja masuk dalam kegelapan dimana tidak ada atau menunggu rahmat Tuhan. Arwah inilah yang berada di alam antara. Orang awam menyebutnya arwah gentayangan.
Arwah ini bisa jadi mengganggu dan merasuki manusia. Juga bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan (santet, guna-guna, pelet, dan seterusnya).
Mengenai penyebabnya, tanpa bermaksud menghakimi, bisa jadi karena ada dosa pada saat arwah masih hidup. Misalnya, bunuh diri atau masih ada keterikatan dengan dunia.
Arwah-arwah inilah yang harus didoakan supaya bisa melihat terang Allah. Pastinya semua hanya karena rahmat Allah. Manusia yang masih hidup hanya bisa mendoakan.
Pengalaman pribadi
Perbedaan pandangan diatas semua mempunyai dasar yang kuat. Saya tidak bermaksud untuk mempertentangkan. Karenanya, saya tak menyebutkan nama. Boleh percaya yang mana pun karena itu mutlak masalah iman.
Namun, dari situ saya belajar bahwa :
1. Alam ghaib atau alam roh itu ada
Walaupun sekarang ini saat dunia sudah modern dengan teknologi dan segala hiruk pikuk dunia maya, alam ghaib atau roh itu bukan mitos. Seringkali kita bercanda, "Hari gini masih percaya begituan!" Padahal iblis dan roh jahat terus mengaum mencari mangsa.
Kesadaran ini menjadi penting supaya kita juga waspada dan sadar bahwa ada kehidupan setelah kematian. Bahwa selama kita hidup, sudah seharusnya hidup menurut roh dan bukan menuruti hawa nafsu dan kedagingan.
Mengenai "alam antara", saya meyakini ada meskipun saya tidak bisa melihat. Memang butuh kharisma untuk membedakan roh jahat dengan arwah yang masih belum menemukan terang.
2. Perlunya doa pelepasan
Ada suatu masa, seseorang mengatakan kepada saya bahwa saya punya "penjaga" karena faktor keturunan. Saya sendiri tak ada kemampuan untuk melihat yang tak kasat mata.
Sebagai orang Jawa, pendahulu saya pasti akrab dengan ilmu kejawen. Saya sama sekali tidak mempelajarinya. Akan tetapi, terkadang ada saat saya merasa tak sendiri.
Tak ada informasi apapun dari keluarga mengenai hal ini. Pun saat saya tanyakan. Mungkin adat keluarga Jawa memang tak ada keterbukaan mengenai hal ini. Ini yang sangat disayangkan.
Singkat cerita, saya bertemu hamba Tuhan yang punya kharisma. Disitu saya tahu banyak sekali roh yang mengikuti saya termasuk arwah orang mati dan leluhur.
Bersyukurnya, hanya mengikuti dan tidak merasuk. Namun, saya pribadi tak ingin dijaga dan ditemani. Saya ingin mengandalkan penjagaan Allah saja.
Memang ada pandangan juga bahwa "mereka" tak akan masuk jika kita tak membuka pintu. Pintu masuk yang dimaksud adalah dosa berat, okultisme, luka batin, dan kutuk keturunan.
Namun sebagai manusia, ketaatan pada Allah tak selalu mulus. Itu juga terjadi pada saya. Berawal dari sini, saya memandang perlunya pertobatan dan doa pelepasan baik untuk dosa yang kita lakukan secara sadar ataupun tidak sadar.
3. Pentingnya mendoakan arwah orang atau keluarga yang meninggal
Menyoal mendoakan arwah, memang ada beberapa pandangan. Namun, sependek pengalaman saya doa arwah sangat penting dalam agama Katolik
Bagi arwah, doa akan membantu menemukan terang Ilahi. Pastinya keselamatan adalah rahmat dan hak prerogatif Allah. Manusia hanya bisa mendoakan. Masih terngiang perkataan pastor yang mengatakan bahwa tak ada doa yang sia-sia.
Berdoa untuk arwah akan membawa mereka dalam kedamaian dan ketenangan. Bagi kita yang masih hidup membuat kita bisa ikhlas sepenuhnya.
4. Pentingnya pagar doa
Doa adalah relasi dengan Tuhan. Ketika kita sungguh berdoa, maka tak ada yang mustahil bagi Dia.
Menjelang ajal, ada yang bilang kita akan disuguhi tayangan "film kehidupan" kita sendiri. Ada usaha juga dari roh jahat untuk merebut jiwa kita.
Dari beberapa kesaksian, doa menjadi "selubung" seseorang yang akan melindungi kita dari si jahat. Mereka boleh saja menggoda, namun dengan doa mereka tak mampu merebut jiwa kita.
Sekian catatan ini. Secuil pengetahuan yang tak ada apa-apanya. Semoga kita dimampukan untuk hidup setia dan taat hanya kepada Allah.
Selamat menyambut hari Peringatan Arwah Semua Orang Beriman.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H