Suatu hari saya ikut suami dalam rangka survei lokasi untuk keperluan ziarah lingkungan. Seperti biasa, di jalan pulang sebagai ibu-ibu adalah "wajib" belanja. Dari aneka keripik, pisang, sirsak, jambu, dan seterusnya.
"Bu, ini baru dibikin loh. Enak dagingnya?" kata penjual di depan saya.
"Apa itu, Bu? Wah, dendeng ragi ya?" tanya saya. Penjual pun mengiyakan.
Dendeng ragi adalah makanan kesukaan saya. Ibu saya sering membuatkan, terutama jaman saya kost dulu.
Dendeng ragi buatan ibu saya selalu menggunakan daging sapi karena memang di rumah ibu tidak pernah memasak daging babi. Sepertinya yang namanya dendeng ragi selalu menggunakan daging sapi.
Buat saya, dendeng ragi sangat istimewa karena jarang ada yang menjual dendeng ragi. Kalau saya membuat sendiri, bisa-bisa lebaran kuda baru jadi. Hahaha
Nah, saat membeli dendeng ragi ini harga yang diberikan penjual sangat terjangkau. Terbayang kan, ibu-ibu berkemampuan masak pas-pasan ini langsung tergiur dan membeli. Seingat saya hanya membeli 2 kemasan.
"Bungkus, Buuu..." ucap saya spontan. Â Penjual pun senang.
Sampai di rumah, saya langsung lahap memakannya. Hanya modal masak nasi dan tak perlu masak lauk. Nikmatnya dobel!
Mengenai rasa, asli enak buangettttt! Dagingnya tebal dan liat. Dendeng raginya juga kering dengan serundeng dari parutan kelapa segar. Pokoknya maknyus dan perfecto!