Tak jauh dari Jakarta, Anyer menawarkan destinasi wisata alam pantai yang layak dikunjungi.
Minggu lalu anak-anak sudah menyelesaikan tengah semester, saya pun sudah merencanakan jauh-jauh hari untuk liburan sebentar. Kali ini kami ingin ngepantai bukan glamping lagi.
Liburan Juni lalu, kami sempat ke Anyer. Anak-anak senang sekali, bahkan selama tiga hari ngepantai tiap pagi dan sore. Jadi, liburan kali ini pun kami ingin ke Anyer lagi. Dan akhirnya tangal 24 September kemarin kami berlibur 3 hari 2 malam di Anyer.
Surga Makanan LautÂ
Setelah kurang-lebih tiga jam, akhirnya kami sampai di Anyer dan tepat jam makan siang. Kami langsung mencari rumah makan yang menyediakan makanan laut. Rasanya ke Anyer tanpa mencoba makanan laut itu rugi besar, begitu kata suami saya.
Siang itu, kami makan ikan bakar, kerang hijau saus padang, dan cumi goreng tepung. Ditambah lalapan dan cah kangkung, wuih sedap!!!
Biasanya jika tiga hari liburan di Anyer, kami bisa makan minimal tiga kali makanan laut. Pokoknya puas sekali makanan laut di Anyer!
Banyak Pantai Indah
Anyer terkenal dengan pantainya. Ada pantai Sambolo, Karangbolong, hingga ke arah Carita. Sepanjang jalan ada banyak pantai yang bisa kita kunjungi.
Berhubung suasana pandemi, demi kenyamanan dan keamanan keluarga kami tidak ke pantai-pantai tadi. Bulan Juni kemarin, saya lihat ramai sekali bis pariwisata. Meskipun kemarin tak seramai bulan Juni, saya merasa belum yakin saja
Untuk ke pantai, kami memilih pantai yang merupakan fasilitas hotel yang khusus untuk tamu hotel saja. Jika bulan Juni kemarin ke Aston Anyer, maka kemarin ini kami ke Novus Jiva Anyer.
Pantai fasilitas dari Novus Jiva, jika dilihat sekilas seperti suasana pantai Bali. Suasana yang sangat menyenangkan, apalagi untuk kami yang jarang melihat pantai. Anak-anak antusias seperti lepas dari kandang.
Di pantai yang dinamai Barefoot Beach ini, disediakan juga kolam renang, deretan payung pantai dengan kursi malas, kafe kecil, dan kamar mandi ganti. Memang enaknya pantai fasilitas hotel seperti itu, jadi tidak repot untuk fasilitas bilas dan toilet. Bahkan handuk pun disediakan.
Namun yang paling utama buat saya, dengan pantai fasilitas hotel jumlah pengunjung terbatas. Begitu juga dengan protokol kesehatan. Semua staf menggunakan masker. Pengunjung pun masing-masing sadar untuk saling menjaga jarak.
Nah, jika sudah ke pantai bersama anak-anak, lupakan foto-foto. Anak-anak saya memang penyuka pantai. Bermain dengan ombak sangat menyenangkan untuk mereka.
Sayangnya, pantainya agak curam dengan arus lumayan kuat. Jadi, kami tidak boleh berenang jauh-jauh. Puas bermain ombak pantai, anak-anak segera berpindah berenang di kolam renang. Wah, nggak ada capeknya!
Hmmm... bermain di pantai tak ada selesainya. Ke pantai tiap hari tak ada bosannya. Padahal kulit sudah belang terbakar matahari.
Hari terakhir bermain di pantai, rasanya tak ingin pulang. Tak ingin meninggalkan pemandangan indah di depan. Debur ombak yang berkejaran, angin laut yang bertiup, dan langit biru yang luas. Ah, nikmatnya bercengkerama dengan semesta!
Hasil Bumi Anyer sebagai Oleh-oleh
Hari ketiga kami check-out dari hotel. Karena masih siang dan sepertinya hari itu tidak terlalu macet, sebelum pulang kami mencoba untuk menyusur dulu ke arah pantai Carita.
Hmm.. lagi-lagi pantai indah di sepanjang jalan. Beberapa pulau di seberang terlihat samar. Entah pulau apa. Mungkin suatu saat kami akan menjelajah daerah Carita.
Ketika berputar balik untuk arah pulang, kami mampir sebentar di pantai Cidatu Carita. Siang itu sepi. Hanya terlihat satu-dua pengunjung.
Pantai ini bukan pantai untuk bermain pasir. Jika pernah ke pantai Losari Makasar, kurang lebih seperti itu. Jadi sepanjang pantai dibuat seperti area terbuka untuk duduk-duduk melihat pemandangan pantai. Bagus!
Pantai ini akan ramai saat sore hari. Mungkin banyak anak muda yang nongkrong menikmati pemandangan laut lepas.
Begitu turun dari mobil, saya langsung ditawari ibu-ibu untuk membeli petai dan pisang. Wah, semua segar dan baru dipetik dari kebun! Saya langsung membelinya.
Harga yang ditawarkan masuk akal. Karenanya, saya tak menawar lagi. Kapan lagi dapat hasil bumi langsung! (Ini beda kalau membeli yang di kios-kios pedagang pinggir jalan. Mereka biasa pengepul hasil bumi).
Lalu jalan lagi, ada ibu-ibu menawarkan emping melinjo mentah. Empingnya bersih dan terlihat hasil olahan sendiri. Sebagai ibu-ibu tentu tidak tahan untuk tidak membeli! Jadilah beli lagi... Angel wes angel! Hahaha
Setelah itu baru salah ikut bergabung dengan anak-anak. Berhubung siang hari sangat terik, kami pun tak bisa berlama-lama dan langsung pulang ke Cikarang.
Semua senang, semua bahagia! Ternyata Anyer menyenangkan untuk liburan keluarga. Menurut saya pribadi, orang-orang disana juga ramah dan baik.
Semoga saja kedepan tempat wisata di Anyer bisa menerapkan protokol kesehatan dengan layak. Semua pelaku wisata memakai masker dan tersedia tempat cuci tangan.
Semoga bermanfaat. Salam sehat selalu!
* Artikel ditulis untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa ijin penulis.