Jam dinding menunjukkan pukul 10.00 malam. Rania masih menunggu suaminya yang belum pulang. Seperti biasa, pasti banyak kerjaan karena ada proyek besar yang sedang berjalan.
Rania sibuk membaca buku. Biasanya dia akan tidur jika memang mengantuk. Suaminya bukan tipe yang harus dibukakan pintu. Rania bebas tidur kapan saja tanpa perlu menunggu.
Jarum jam kini berpindah ke angka 11. Terdengar derit pintu depan dibuka. Suami Rania sudah pulang.
Rania tetap di kamar. Biasanya suami Rania akan mandi dulu baru bertemu dengannya. Semua sesuai protokol kesehatan di masa pandemi.
(Ah, betapa rindunya Rania akan masa-masa bebas memeluk suami setelah pulang kerja. Anak-anaknya pun tak kalah menghambur dan saling bergelayut di tangan papanya.)
Kurang dari 30 menit, suami Rania masuk kamar. Rania menyambutnya dengan senyum.
"Malam banget? Banyak kerjaan ya? Anak-anak sudah tidur, " tanyanya berbasa-basi.
Suami Rania mengangguk kemudian duduk di sofa dekat ranjang. Hela nafas terdengar beberapa kali. Rania mendekat.
"Ada masalah di kantor?" tanya Rania. Suaminya menyandarkan kepala dengan mata terpejam.
Rania terdiam menunggu suaminya menjawab. Tak biasanya, suaminya pulang dengan kondisi begini.Â
Bagi Rania, suaminya seperti Gatotkaca yang gagah perkasa jarang sakit karena kelelahan. Tak sekalipun juga mengeluhkan pekerjaan di kantor. Sungguh pribadi yang penuh daya energi.