"Prangggg...." piring kaca bening itu jatuh bak petir di siang bolong. Rania tertegun dan terkaget-kaget.
Rania mengucek mata seolah terheran dengan yang menimpanya. Siang itu dia sedang lahap menikmati sepiring nasi dengan udang goreng mentega kesukaannya. Seolah tanpa disadarinya piring di depannya tergeser ke bibir meja dan terjatuh.
Aneh. Detik teraneh dalam hidupnya. Piring yang jelas di hadapannya dan jelas dalam pegangan terlepas begitu saja. Otak Rania sulit memproses kejadian itu.
Rania berjongkok mengumpulkan puing beling yang tajam kemudian menyapunya. Pikirannya masih bertanya-tanya, "Kok bisa ya?" Aneh.
Rania mengambil piring baru untuk melanjutkan makan siangnya. "Hanya piring hadiah beli sabun, sudahlah!" hiburnya berulang-ulang dalam kelebat pikiran.
Sore harinya, Rania masih memikirkan kejadian piring pecah. Dia merasa ada sesuatu yang berbeda. Seolah itu adalah pertanda buruk akan terjadi sesuatu.
"Sudahlah... sudahlah... sudahlah... " berulangkali Rania mengusir paksa segala pikiran yang mendera. Ia pun segera lupa.
***