Waktu juga menjadi pertimbangan kapan saya membawa keluarga untuk staycation. Pengalaman saya, jika musim liburan, tanggal "muda", atau hari raya tertentu hotel penuh dan sangat ramai dan macet.
Pernah suatu saat kami staycation hotel yang family friendly. Namun karena musim liburan, hotel penuh. Saat berenang kolam terasa sempit dan sesak. Hal ini membuat kurang nyaman.
5. Lihat ulasan hotel
Setelah melihat hotel dan fasilitasnya, saya akan cek dan ricek dengan ulasan tamu. Biasanya saya cek via web travel online. Ulasan yang ada cukup membantu untuk menjatuhkan pilihan.
Namun saat membaca ulasan, saya tetap harus objektif. Jika keluhan yang terlalu subyektif saya abaikan. Atau keluhan minor, misalnya tidak ada sandal hotel. Intinya sepanjang masih bisa dinikmati dan sesuai harga akan saya pilih.
Memang tak bisa dipungkiri, harga kamar sangat mempengaruhi fasilitas, kenyamanan, dan pelayanan. Jadi, kita harus bijak juga untuk tak terlalu menuntut. Sikap kita pun juga mempengaruhi cara hotel melayani.
Happiness is state of mind
Terlepas dari kelima poin diatas, yang paling penting adalah hati. Pastikan hati untuk di"setting" santai dan senang, maka semua akan membawa kebahagiaan.
Bayangkan kalau kita membawa masalah dan kemarahan, sebagus apapun hotelnya tak akan bisa dinikmati. Atau seramah apapun pelayanan, mungkin bawaannya akan marah-marah komplain terus. Ini salah, itu salah, semua salah.
Demikian juga dengan anak-anak, saat orangtuanya bersungut-sungut tentu anak akan ikut merengut. Jadi, lebih baik santai menikmati setiap momen.
Sama halnya seperti hidup, liburan pun pasti ada masalah. Entah besar atau kecil. Semua adalah tentang bagaimana kita mau terus berproses menjadi orang yang penuh rasa syukur.
Waktu terbaik dalam hidup adalah saat bersama keluarga dan orang-orang tercinta.
Semoga bermanfaat.